BIREUEN|METRO ACEH-Sungguh malang nasib tiga bocah perempuan asal Kutacane, yang diboyong ayahnya ke Bireuen. Mereka dikabarkan mendapat perlakuan kasar, serta kerap disiksa oleh ibu tiri sejak beberapa bulan terakhir. Warga dan tetangga yang ditemui, Sabtu (11/1) mengaku sering mendengar suara jeritan anak-anak yang diyakini akibat penyiksaan sadis ibu tirinya.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, tiga bocah itu yakni Aysi Tri Arsari murid kelas IV SDN 4 Jeumpa, serta dua adiknya yang merupakan anak kembar, mereka yaitu dan Dhsya Salbia dan Dia Alwani (5) murid TK Sirajul Huda, Geulumpang Payong yang belakangan dihentikan sekolahnya atas permintaan ibu tiri. Ayah kandung mereka Drs Abdul Halim Zailani dan ibu tiri, Yeni Lisa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut sejumlah tetangga, ketiga bocah itu hampir setiap hari dianiaya ibu tirinya, di kamar belakang rumah kontrakan hakim tersebut di Komplek PU Bireuen, Desa Glumpang Payong, Kecamatan Jeumpa. Parahnya, sumber media ini mengaku, bukan saja ibu tiri yang menyiksa tapi ayah kandung mereka, juga sering terdengar memaki dan menyumpah serapah para bocah itu.
“Kejadian terakhir kemarin sore, kami mendengar suara penyiksaan dan anak-anak itu terus menjerit. Kami prihatin, ini tragedi kemanusiaan yang perlu menjadi perhatian,” ungkap Eni Yunita (43) salah satu tetangga terdekat.
Hal senada juga dikemukakan Khairiah (52), dia mengaku sebenarnya tetangga selama ini sangat kesal, sedih dan kecewa menyaksikan perlakuan buruk, terhadap tiga bocah perempuan itu. Warga sekitar cukup prihatin, tetapi tak dapat berbuat apa-apa, mengingat itu urusan rumah tangga orang lain yang tidak bisa dicampuri.
Khairiah menuturkan, warga juga sering melihat perlakuan kasar, saudara tiri tiga bocah malang ini. Bahkan, setiap subuh tampak Aysi Tri Arsari (Echi) menjemur pakaian di pagar rumah mereka, serta berjalan kaki ke sekolah. Sementara si anak kandung, diberi fasilitas sepeda dan tak pernah memboncengi saudari nya ini.
Klimaksnya, persoalan itu menyeruak setelah Welly Wisiska S.Pd yang tak lain ibu kandung tiga bocah malang ini, tiba di Desa Glumpang Payong dan menjemput anaknya ke sekolah tadi pagi. Miris, kondisi Echi mengalami luka di wajah diduga akibat penyiksaan kemarin sore.
Welly langsung melapor ke keuchik dan meminta perangkat desa, membantu penyelesaian persoalan tersebut serta dimediasi, untuk membawa pulang tiga buah hatinya ke Kutacane. Setelah difasilitasi oleh pemerintah gampong, dan dibantu personil Polri dari Pos Polisi Jeumpa Sub Sektor Polsek Kota Juang, tidak jua memberikan hasil sehingga perkara ini dilapor ke Polres Bireuen.
“Saya tidak mau anak-anak disiksa dan ditelantarkan, biarkan saya bawa pulang ke kampung. Kami masih mampu menjaga dan mengurus mereka,” ujar Welly sambil terisak.
Setelah gagal mendapatkan persetujuan untuk membawa anak-anaknya, lantas dia melaporkan tindak penganiayaan yang dilakukan Yeni Lisa ke SPKT Polres Bireuen. Selanjutnya, rencana melakukan visum terhadap Echi yang mengalami penyiksaan fisik maupun psikis, oleh ibu tirinya itu.
Drs Abdul Halim yang dikonfirmasi via selulernya tadi sore, membantah semua tudingan itu. Dia mengaku, dirinya berani bersumpah anak-anaknya tidak pernah dipukuli oleh istrinya. Namun, hanya dimarahi bila melakukan perbuatan salah.
“Kalau mereka menjerit itu karena lagi sakit, atau bertengkar dengan adik-adiknya. Juga si Echi sering menangis karena minta pulang ke Kutacane, tapi sudah saya bilang iya nanti tunggu ayah sudah cuti minggu depan kita pulang lihat nenek,” jelasnya.
Abdul Halim menandaskan, tidak benar ada yang menyiksa anak-anaknya itu. Bahkan, mereka terlihat kurus karena sering makan masako dan Ajinomoto, sehingga fisiknya sering sakit-sakitan. Dia mengaku, belum bersedia memberi hak asuh kepada ibu kandungnya karena memiliki masa lalu yang tidak baik.
“Saya juga sudah pernah meminta agar mantan istri saya itu, menggugat hak asuh tapi sampai kini tidak diindahkan,” sebutnya.
Dia menyatakan keberatan atas tindakan Welly, karena mengambil Echi ke sekolah tanpa ijin darinya selaku orang tua yang mengasuh anak-anaknya. Terkait masalah ini, Abdul Halim juga berencana akan melapor ke polisi. (Bahrul)