BIREUEN|METRO ACEH-Seorang oknum wartawan gadungan berdomisili di Kota Banda Aceh, mengaku dari awak media ini dikabarkan kerap mengelabui pejabat pemerintah, petinggi TNI dan Polri untuk meminta-minta uang kepada mitra kerja pers dI Aceh.
Modus pria yang diduga bernama Faisal, mengaku sebagai wartawan Metro Aceh lalu memintai bantuan uang dari pejabat, melalui pesan WhatsApp dengan berbagai dalih keperluan. Supaya dapat meyakinkan mitra kerja pers, oknum wartawan bodrex itu memajang foto profilnya sedang menenteng kamera, dan berboncengan sepeda motor dengan patung Presiden Jokowi.
Kendati tidak tercatat sebagai wartawan portal berita Metro Aceh, namun oknum itu diketahui sudah dua kali mencatut nama media ini, untuk meminta-minta uang. Akibat perbuatan tersebut, sangat merugikan integritas media ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami menjunjung kode etik jurnalistik, perbuatan oknum wartawan gadungan ini, mencatut nama media kami untuk meminta-minta kepada mitra pers, jelas sangat merugikan kredibilitas media kami,” ungkap Pimpinan Redaksi Metro Aceh, Bahrul Walidin.
Dia mengaku, selama ini pihaknya selalu menjaga etika serta melarang wartawan media ini, untuk meminta-minta dari narasumber. Faisal bukanlah salah satu wartawan Metro Aceh, namun perbuatan culasnya itu jelas merusak citra jurnalis.
Bahrul yang kini dipercayai sebagai Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bireuen periode 2018-2021, meminta agar oknum itu menghentikan aksinya mencatut nama media online ini, untuk mencari keuntungan pribadi. Jika tidak, perbuatan tersebut akan dilapor ke polisi dan dilanjutkan ke ranah hukum.
“Beberapa waktu lalu, kami memperoleh informasi, oknum ini menghubungi WA Kapolres Bireuen, lantas meminta uang. Lalu, hari Minggu kemarin dia kembali mencoba menghubungi Danrem 011/Lilawangsa, untungnya kami mendapat konfirmasi dari pihak Penrem, sehingga aksinya tidak direspon,” papar Bahrul seraya mengaku tidak tertutup kemungkinan, tindakan ini sudah sering dilakukan namun tidak ketahuan.
Atas nama seluruh tim redaksi Metro Aceh, Bahrul menyampaikan kepada seluruh mitra pers di Aceh, supaya tak meladeni permintaan dari wartawan yang mengatasnamakan media ini. Selain itu, setiap wartawan Metro Aceh dilengkapi dengan ID Card, sebagai tanda pengenal dan sangat dilarang meminta sesuatu dari narasumber.(tim)