BIREUEN|METRO ACEH-Kelompok kriminal bersenjata (KKB) dikabarkan kembali beraksi di Aceh. Kali ini, para penjahat itu dilaporkan menculik serta menyandera warga sipil, di kawasan Buket Ceurana Desa Ie Rhop Timu, Kecamatan Simpang Mamplam.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, KKB diduga pimpinan Abu Razak menculik serta menyandera sejumlah warga. Peristiwa itu dilaporkan terjadi sejak 12 September lalu, namun hingga kini petugas masih terus mencari dan memburu para pelaku.
Berdasarkan laporan informasi yang dihimpun awak media ini, penculikan itu baru diketahui pada Minggu 15 September, ketika salah seorang korban penculikan KKB dibawah pimpinan Tun Sri Muhammad Alkahar alias Abu Razak (48), melapor ke Mapolsek Samalanga terkait insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah sumber menuturkan, kronologis kejadian penculikan disertai penyanderaan oleh KKB di Desa Ie Rhob bermula pada Kamis 12 September 2019 sekira pukul 14.00 wib. Saat itu, korban bernama Baital bin Umar (42) warga Desa Batee Raya, Kecamatan Juli diajak oleh Taufik bin Ruli (27) warga Simpang Keutan Bayeun, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur dengan dalih melihat kebun yang akan dijual.
Baital bin Umar yang berminat membeli lahan perkebunan itu, langsung meluncur ke lokasi di Buket Ceurana Desa Ie Rhop, berboncengan dengan Taufik. Namun setelah mereka tiba di TKP, Taufik menghubungi seseorang yang diduga salah satu anggota KKB. Dia dikabarkan menjemput korban, untuk menunjukkan area kebun sawit yang dijual.
Sumber media ini yang enggan ditulis nama menjelaskan, sesampainya di gubuk yang menjadi markas KKB, korban bertemu dengan tujuh orang anggota kelompok itu. Dua diantaranya diketahui memanggul senjata lars panjang jenis AK 47, tiga lainnya menenteng pistol.
Kemudian, korban dipukuli dan diancam akan dihabisi, lalu HP, tas berisi uang Rp 20 juta, ATM BRI milik Baital bin Umar diambil paksa oleh pelaku. Mereka juga meminta no PIN korban, selanjutnya salah seorang anggota KKB itu menarik uang di ATM kawasan Simpang Mamplam sebesar Rp 10 juta lagi.
Setelah berhasil menguras uang korban, para pelaku lantas mengingatkan Baital agar tidak memberitahu siapapun, terutama kepada polisi. Jika tidak, keluarganya akan dibunuh oleh anggota KKB. Tak lama kemudian, korban diantar ke Keudee Simpang Mamplam, dengan dikawal para pelaku menggunakan sepeda motor, lalu dilepaskan dari cengkeraman KKB itu.
“Awalnya, korban yang diliputi rasa takut dan trauma, kabur ke Kota Medan. Tapi, akhirnya dia kembali dan melapor insiden ini ke Polsek Samalanga pada Minggu sore 15 September lalu,” ungkap sumber itu.
Aparat kepolisian yang mendapat laporan aksi kriminalitas kelompok bersenjata itu, lantas melakukan pengejaran dan menyisir kawasan Buket Ceurana. Polisi yang hingga kini masih memburu pelaku, dikabarkan berhasil menemukan gubuk KKB yang sudah ditinggalkan.
Kabar terakhir yang diperoleh Metro Aceh, Kamis (19/9) menyebutkan, empat anggota KKB telah menyerahkan diri ke polisi, sedangkan Abu Razak dan beberapa anggota komplotannya kabur masuk ke hutan. Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh keterangan resmi dari pihak kepolisian Polres Bireuen. (Bahrul)