BIREUEN|METRO ACEH-Mimpi dan ambisi Tun Sri Muhammad Azrul Mukminin Al-Kahar bin Abdul Muda Muthall alias Abu Razak (50) untuk memjadi Sultan Kerajaan Islam Aceh Darussalam (KIAD), akhirnya kandas dan terkubur setelah pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) itu, tewas bersama dua pengikutnya dalam penyergapan di kawasan Keudee Trienggadeng, Pidie Jaya Kamis petang kemarin.
Sosok yang mendeklerasikan diri sebagai pendiri KIAD ini, pada 1 Muharam 1440 H atau tahun 2018 lalu merupakan DPO Polres Lhokseumawe, yang kabur dari sel Lapas Kelas II B Lhokseumawe, diketahui terlibat mengotaki sejumlah tindak kejahatan di wilayah Kabupaten Bireuen. Dia bersama beberapa pengikut setianya, dikabarkan mendirikan basis serta melakukan pelatihan militer di camp kawasan pedalaman Kecamatan Simpang Mamplam. Jaringan kelompok itu, kerap mengelabui korbannya untuk mengunjungi markas mereka, lalu melakukan pemerasan dibawah todongan senjata api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, aksi terakhir yang terjadi 12 September lalu jadi awal petaka bagi mereka. Karena korban yang diancam bunuh, usai dirampas uangnya sebesar Rp 100 juta melapor ke polisi. Kemudian, petugas memburu dan mengejar kawanan penjahat itu, hingga berujung insiden kontak tembak di Trienggadeng yang mengakhiri hidup Abu Razak.
Informasi yang dihimpun Metro Aceh menyebutkan, mantan kombatan GAM ini merupakan residivis yang terjerat sejumlah tindak pidana di Aceh. Termasuk, aksi kejahatan bersenjata bersama kelompoknya dari berbagai wilayah pesisir utara Propinsi Aceh. Beberapa bulan terakhir, dia menetap di Buket Cerana sambil menggerakkan pasukannya, untuk melancarkan teror terhadap sejumlah warga.
Namun pasca tewasnya Abu Razak cs kemarin petang, enam pengikut dan simpatisan KIAD menyerahkan diri ke pihak berwajib, disertai penyerahan satu pucuk senjata api AK 56 dan puluhan amunisi.
Kapolres Bireuen, AKBP Gugun Hardi Gunawan SIK M.Si saat konferensi pers di Gazebo mapolres setempat, Jum’at (20/9) menjelaskan, KKB pimpinan Tun Sri Muhammad Azrul Mukminin Al-Kahar bin Abdul Muda Muthall alias Abu Razak (50), telah melakukan serangkaian aksi kejahatan dengan ragam modus dalam menyasar korbannya. Baik penculikan, penyanderaan disertai permintaan uang tebusan.
“Kelompok ini pernah membuat video deklarasi KIAD tahun lalu, enam orang diantaranya menyerahkan diri tadi malam bersama satu pucuk senjata AK 56,” jelas Gugun.
Dia menambahkan, selain video pendeklerasian KIAD yang telah menyebar luas, beberapa barang bukti yang ditemukan polisi, juga mengindikasikan rencana tindakan makar komplotan ini. Tetapi, setelah dilakukan upaya penegakkan hukum oleh aparat kepolisian, semua rencana itu kandas. Menurut Gugun, setelah enam orang anggota Abu Razak menyerahkan diri, pihaknya sudah dapat memastikan bahwa KKB itu sudah berhasil disterilkan di wilayah hukum Polres Bireuen.
Ditegaskannya, bahwa hanya tiga orang yang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden itu, bukan empat orang seperti dilansir sejumlah media di Aceh tadi malam. Satu lainnya masih dirawat intensif di RS Bhayangkara, guna mendapat penanganan medis akibat luka tembak.
Informasi yang diterima media ini dari beberapa sumber, Abu Razak saat masih bergabung dengan komplotam Din Minimi, juga terlibat dalam pembunuhan anggota TNI, bahkan disebut-sebut ikut membakar jasad prajurit itu di Aceh Utara beberapa waktu lalu. (Bahrul)