BIREUEN|METRO ACEH-Tiga Ruang Kelas Belajar (RKB) SD Negeri 2 Juli di Desa Krueng Simpo, dilaporkan ludes dilahap si jago merah, Rabu (6/10) siang. Seluruh mobiler dan fasilitas pendidikan sekolah itu hangus jadi debu.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, peristiwa naas itu terjadi sekira pukul 10.45 wib saat ratusan murid SD ini sedang belajar. Para pelajar itu, kocar-kacir dan berhamburan keluar kelas untuk menyelamatkan diri dari kobaran api, bahkan sebagian diantara mereka tak sempat menyelamatkan tas, serta perlengkapan belajarnya. Akibat insiden tersebut, ditaksir menyebabkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Sejumlah saksi mata menuturkan, awal kejadian bermula dari rumah warga yang berada di samping pagar sekolah. Api muncul dari belakang arah rumah itu, lalu membakar seluruh bangunan serta menjalar ke gedung sekolah, kemudian menghanguskan tiga RKB dan mobiler, berikut perlengkapan belajar para murid SD Krueng Simpo itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pihak sekolah bersama warga berupaya keras menjinakkan si jago merah, tetapi api yang berkobar terus membesar dan begitu cepat menjilat bangunan gedung, sehingga upaya tersebut tak berhasil,”Api dari rumah yang ditinggal pemiliknya itu, sangat cepat membesar lalu merembet ke atap sekolah. Guru dan murid-murid SD 2 Juli, berhamburan keluar kelas,” ungkap seorang saksi kepada awak media.
Tak lama kemudian, tim Damkar Pemkab Bireuen tiba di lokasi, dengan empat unit armada berhasil memadamkan kobaran api di gedung sekolah, serta rumah yang diketahui dalam kondisi kosong karena pemiliknya lagi ke kebun. Hampir satu jam, petugas berjibaku untuk menguasai situasi ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bireuen, Afwadi BA mengaku, petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi 15 menit setelah menerima laporan dari perangkat Gampong Krueng Simpo. Mereka bergerak cepat menyiram titik api, agar tidak lagi menjalar ke ruang kelas lain.
Menurutnya, berdasarkan keterangan warga setempat, api diperkirakan berasal dari dapur rumah yang bersebelahan dengan komplek sekolah,”Ketika tim pemadam tiba, api telah menghanguskan tiga ruang kelas dan mobiler,” ujarnya.
Disebutkannya, BPBD saat ini sudah mengirimkan bantuan masa panik untuk pemilik rumah korban kebakaran itu, berupa sembako, tenda dan selimut.
Kepala Dinas Pendidikan, Muhammad Al-Muttaqin S.Pd M.Pd melalui Kabid Pembinaan SD, Alfian M.Pd saat dihubungi via seluler beberapa saat usai kejadian, mengaku sedang berada di lokasi. Menurut dia, meski kondisi ruang kelas terbakar, namun pihaknya meminta sekolah tetap berlanjut seperti biasa dan menyiasati dengan sistem shift.
Ditegaskannya, proses belajar mengajar di sekolah yang memiliki 9 RKB tetap dilanjutkan mulai besok, tetapi semuanya harus disetujui oleh orang tua/wali murid,”Enam ruang yang masih tersisa, dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PBM, dengan jadwal pagi dan sore hari,” jelasnya.
Alfian mengaku, saat ini setiap sekolah di Kabupaten Bireuen, sudah diterapkan kurikulum berbasis mitigasi bencana, agar menghindari resiko ancaman keselamatan bagi murid dan guru yang sedang mengikuti proses belajar mengajar. Termasuk, antisipasi potensi kebakaran yang harus dilakukan,”Kepala Sekolah sebenarnya sudah bertindak, melakukan pemadaman dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tapi karena api sangat besar sehingga upaya itu tidak berhasil,” sebut Alfian.