SIGLI|METRO ACEH-Akibat sikap arogan oknum sipir, yang dianggap bertindak semena-mena terhadap warga binaan Rutan Kelas II Sigli. Menyebabkan reaksi protes para napidana, sehingga berujung kericuhan dan aksi pembakaran rumah tahanan negara itu, Senin (3/6) siang.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, gedung bagian depan rutan hangus terbakar. Ruangan kantor instansi ini, dilaporkan nyaris ludes dijilat si jago merah akibat luapan amarah para tahanan. Mereka melampiaskan emosi, kepada oknum sipir yang dinilai sangat arogan dan sewenang-wenang terhadap napi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan sumber media ini, sesuai keterangan Ketua Pengamanan LP, T Razali kerusuhan itu bermula gara-gara seorang petugas piket jaga, menarik kembali dispenser dari kamar tahanan tanpa alasan yang jelas. Oknum sipir mengaku hendak memperbaiki mesin pemanas air ini, lantas napi yang merasa keberatan melempari batu ke arah sipir itu.
Tak lama berselang, puluhan tahanan berteriak dan memprovokasi situasi, seraya berteriak “Bakar, bakar, bakar”. Karena kondisi mulai memanas, para pegawai dan staf Rutan berlarian keluar, guna menyelamatkan diri. Meski masih ada sebagian terjebak di dalam dan tak bisa ikut keluar.
Sumber Metro Aceh yang tak ingin ditulis nama menuturkan, diantara napi yang terjebak itu terpaksa bersembunyi dalam aula. Mereka yakni Mathrios Zulhidayat Hutasoit Kepala Lapas Benteng, Muhammad Wahyu Ihsan (Pegawai LP), Jufri (Pegawai LP), Nurul Rahmah (Pegawai LP), Harun (Pegawai LP) dan Iskandar (Pensiunan pegawai Lapas). Saat itu petugas piket yaitu Barul Jamil selaku ketua jaga piket, Harun SH Ridwan, Kanda Bakti, Mahfud Rifal Fahlawi dan Arif Maulana.
Menurut sumber tersebut, para napi mengetahui tidak ada kerusakan pada mesin dispenser, pemberian kepala rutan itu. Sehingga, mereka kesal dan kecewa atas tindakan arogan oknum sipir, karena menarik mesin pemanas air dengan dalih tak masuk akal.
“Dengan adanya dispenser di kamar napi, maka omset penjualan kantin menurun drastis. Oknum sipir cemburu karena pendapatan mereka berkurang, gara-gara napi banyak ngopi di kamar dan tak lagi minum di kantin,” sebut sumber itu.
Ditambahkannya, supaya kantin dalam penjara ini maju, berbagai cara tak terpuji dilakukan petugas rutan. Termasuk, melarang tahanan membawa masuk makanan kiriman keluarga ke barak mereka. Sehingga, terpaksa berbelanja di kantin.
Saat kejadian itu berlangsung, suasana rutan sangat mencekam. Hingga sekira pukul 12.30 wib lima unit mobil damkar dikerahkan ke lokasi, untuk memadamkan kobaran api, serta dibantu satu unit mobil water canon Polres Pidie.
Untuk mengendalikan situasi, aparat kepolisian dipimpin Kapolres Pidie, AKBP Andy Nugraha Setiawan Siregar SH menurunkan dua pleton PHH Brimob Polda Aceh, serta satu pleton prajurit Kodim/0102 Pidie. Sekitar pukul 15.30 wib akhirnya api dapat dipadamkan, serta kondisi kembali normal. Kemudian, personil Polri dan TNI menjaga ketat lokasi ini.
Polisi kini dikabarkan terus melakukan proses penyelidikan, terkait kejadian itu dan memburu oknum provokator dibalik aksi kerusuhan tersebut. Sehingga, menyebabkan aksi pembakaran rutan yang dihuni oleh 466 orang tahanan. (Bahrul)