Oleh : Victor Alfons Jigibalom
Lembaga survei Charta Politika mengeluarkan hasil survei yang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat pada pemerintah. Hasilnya menunjukkan tingkat kepuasan pada pemerintah berada di kisaran 70,7%. Terkait dengan kinerja menteri, nama Erick Thohir bersama Prabowo Subianto menjadi menteri kabinet yang dinilai publik memiliki kinerja terbaik. Di luar dua nama itu, ada Mahfud MD, Nadiem Makarim, dan Sri Mulyani. Daftar 10 menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi, Prabowo Subianto 16,8%, Erick Thohir 14,3%, Mahfud MD 9,6%, Nadiem Makarim 7,1%, Sri Mulyani 5,3%, Retno Lestari Marsudi 2,3%, Tito Karnavian 1,6%, Syahrul Yasin Limpo 1,4%, Basuki Hadimuljono 1,3%, dan Luhut Binsar Panjaitan 0,9%.
Mantan pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019, Sandiaga Salahuddin Uno, menempati urutan teratas sebagai tokoh paling mampu membuka lapangan kerja. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengalahkan koleganya, Anies Baswedan. Hal itu terungkap dalam hasil survei nasional yang dirilis Charta Politika, kemarin. Raihan yang diperoleh Sandi itu jauh lebih tinggi dari tokoh terkenal lainnya, seperti Prabowo Subianto yang hanya memperoleh 11,8%, Anies Baswedan 11,4%, Ridwan Kamil 10,3%, Ganjar Pranowo 9,2%, Tri Rismaharini 5,3%, Agus Harimurti Yudhoyono 3,2%, dan Puan Maharani 0,8%.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei tersebut dilakukan pada 20-27 Februari 2020 di seluruh provinsi di Indonesia.
Metode yang digunakan ialah wawancara tatap muka (face to face interview) terhadap sampel acak (random sampling) responden. Margin of error dari survei itu sebesar 2,83%.
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan Cyrus Network juga menyebutkan Sandi memiliki elektabilitas tertinggi untuk Pilpres 2024, dalam simulasi enam tokoh tanpa Prabowo Subianto dan Joko Widodo. “Saat nama Prabowo dihilangkan, Sandi menempati urutan pertama,” jelas CEO Cyrus Network Eko David Afianto di Jakarta.
Membanjirnya lembaga survei dan polling di Indonesia jelas merupakan keuntungan tersendiri bagi bangsa ini, sekaligus menunjukkan kadar demokrasi dan intelektualitas warga yang mulai meningkat dengan mengukur segala sesuatu secara ilmiah, sehingga keputusan yang diambilnya dapat dipertanggungjawabkan dan valid.
Survei terkait prestasi kerja para menteri dibawah Presiden Jokowi-Wapres Ma’ruf Amin adalah wajar dan bisa menjadi potret serta gambaran bagi Jokowi-Ma’ruf untuk memantau dan menilai kinerja anak buahnya, salah satunya melalui hasil survei. Walaupun hasil survei tidak sepenuhnya dijadikan acuan bagi Presiden misalnya dalam melakukan reshuffle kabinet. Jika survei jadi patokan, maka seharusnya Luhut Binsar Panjaitan dapat direshuffle atau diganti, tapi fakta “masih jauh api dari panggang”.
Oleh karena itu, survei-survei seperti ini bisa dilanjutkan dengan motivasi benar-benar memotret aspirasi warga, dan metodologi penelitian atau surveinya harus realible and valid, supaya margin of errornya tidak membesar, agar survei hasilnya tidak menjauh dari kenyataan.
Kalau dilihat dari nama-nama menteri yang mendapatkan nilai baik dari survei, yang mengejutkan adalah Prabowo Subianto, sebagai rival Jokowi dalam dua gelaran Pilpres yang penuh “fenomena politik”, ternyata Prabowo tidak sakit hati mengalami kekalahan dalam Pilpres dan tetap bekerja dengan baik membantu Jokowi-Ma’ruf Amin, sebaliknya publik juga pasti akan mempertanyakan para menteri yang sudah dua periode “mengikuti” Jokowi, namun hasil surveinya kurang baik. Ini patut disurvei, namun surveinya harus “murni” bukan “survei abal-abal atau survei yang memiliki motivasi politik”.
Sebaiknya, survei-survei yang terkait potret rivalitas Pilpres 2024 menurut penulis masih prematur untuk dilakukan saat ini, bahkan masyarakat termasuk pengamat akan banyak menduga ada “motivasi tertentu” dari dibalik dilakukannya survei tersebut.
Penulis adalah pemerhati masalah nasional.