BIREUEN|METRO ACEH-Akibat aksi mogok massal ratusan pegawai honorer, pelayanan kesehatan di RSU dr Fauziah Bireuen dilaporkan terganggu. Bahkan, aktifitas rawat jalan lumpuh total sejak pagi, Kamis (2/1).
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, dua ratus lebih pegawai honorer terdiri dari perawat, bidan, analis kesehatan, bagian farmasi, security, cleaning service, pendorong pasien, pendorong nasi, staf administrasi serta seluruh tenanga kontrak BLU RSU dr Fauziah Bireuen menggelar demo, dengan aksi mogok kerja. Mereka menuntut pihak manajemen bersikap adil, serta tidak diskriminatif terhadap para honorer tersebut.
Sejumlah sumber media ini menuturkan, persoalan awal yang menimbulkan reaksi, yakni akibat ditemukannya enam pegawai honorer yang memperoleh pembayaran honor kontrak sebesar Rp 550 ribu per bulan. Keenamnya mendapat fasilitas istimewa dari pihak manajemen. Padahal, masa kerja mereka rata-rata baru dua tahun, sedangkan yang lain rata-rata sudah bekerja hingga belasan tahun. Diduga honorer “spesial” ini, merupakan keluarga dekat para pejabat rumah sakit pemerintah daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bobroknya perilaku para pengelola rumkit berstatus BLU ini, dinilai telah menjadi pemicu reaksi spontanitas para pegawai honorer, untuk melancarkan aksi mogok sebagai bentuk kekecewaan atas sikap diskriminasi manajemen. Pasalnya, penerapan sistem upah remaunerasi yang mengubah pola pembayaran honor tenaga kontrak, menyebabkan penerimaan hak mereka menurun drastis.
“Jika mereka dapat diberi fasilitas gaji kontrak, mengapa kami tidak bisa seperti itu. Ini benar-benar tidak adil dan diskriminasi,” ungkap salah satu perawat kepada awak media ini.
Pantauan Metro Aceh, dua ratus lebih pegawai honorer itu, semula beraudiensi dengan Direktur RSU dr Fauziah dan para pejabat rumah sakit itu. Namun, karena berujung buntu serta tidak menemukan solusi, akhirnya mereka melanjutkan aksi demo dengan menggelar long march dan berjalan kaki di jalan negara sejauh tiga kilometer, menuju kantor Bupati Bireuen guna menyampaikan tuntutan tentang nasib mereka, kepada pejabat pemerintah.
Kemudian, ratusan pendemo berkumpul di halaman kantor pusat Pemerintahan Kabupaten Bireuen, lalu beberapa delegasi diterima Sekdakab Bireuen, serta pejabat teras di aula Bappeda. Dalam pertemuan tertutup yang tidak diperbolehkan diliput awak media, belum diperoleh kesepakatan sesuai tuntutan para demonstran.
Sekdakab Bireuen, Ir Zulkifli Sp yang dikonfirmasi usai rapat tertutup itu mengaku, pihaknya akan mencari solusi terbaik untuk menyahuti aspirasi para pegawai honorer ini,”Kami nanti akan mencari solusi yang efektif, tapi tetap dengan sistem Remaunirasi,” jelasnya.
Direktur RSU dr Fauziah, dr Mukhtar MARS yang ditanyai menjelaskan, untuk tahun 2020 dia menjamin enam pegawai itu tidak akan dibayarkan lagi gaji kontaknya. Dia mengaku, persoalan ini besok akan dibahas bersama komite, guna mencari solusi terbaik.
Beberapa pegawai yang ikut dalam tim delegasi, menyampaikan bahwa hari ini pelayanan rawat jalan berhenti total, karena para pegawai honorer yang bertugas melayani kartu dan administrasi, ikut dalam aksi mogok itu. Mereka belum dapat memastikan, jika aksi tersebut berlanjut atau dihentikan. Karena tergantung dari kesepakatan bersama.(Bahrul)