BIREUEN|METRO ACEH-Merebaknya isu penangkapan tiga oknum Lembaga KPK, oleh Ketua DPC APDESI Kabupaten Bireuen mendapat apresiasi berbagai kalangan di Aceh. Pihak kepolisian yang kini lagi fokus menangani kasus itu diharapkan dapat fokus menuntaskan persoalan tersebut, sehingga peristiwa serupa tidak terulangi kembali dimasa mendatang.
Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian kepada media ini menyampaikan penghargaan tinggi, atas inisiatif Ketua APDESI Bireuen yang telah mengamankan tiga oknum LSM KPK itu. Dia mengaku, tindakan berani pimpinan organisasi perangkat desa ini, dinilai sebagai klimaks dari keresahan yang dirasakan pemerintah gampong, akibat ulah segelintir orang yang mengaku-ngaku sebagai aktifis. Namun, perbuatannya malah membebankan masyarakat.
Menurut dia, seharusnya aktifis LSM yang membangun gerakan membantu publik, tidak membebankan masyarakat atau meminta sesuatu demi kepentingan pribadi, maupun kelompoknya,”Kami berharap, jika masih ada perangkat desa yang pernah menjadi sasaran Lembaga KPK ini, agar segera melapor ke polisi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditandaskannya, kelakuan pegiat LSM yang mencari keuntungan pribadi, tidak terlepas dari persoalan mentalitas dan moralitas yang kurang baik. Sehingga, kondisi ini perlu dihentikan serta ditindak tegas, supaya tidak tumbuh semakin subur dan berkembang biak. Karena sangat mengganggu masyarakat luas.
Alfian mengapresiasi respon aparat kepolisian, yang sudah menindaklanjuti kejadian itu. Dia meminta, tim penyidik Polres Bireuen terus mengusut tindakan oknum yang mengaku Lembaga KPK itu. Supaya perbuatan mereka tidak menodai kredibilitas para aktifis, serta LSM yang konsern dan fokus dalam membantu komunitas masyarakat.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, sebelum diamankan tadi malam, ternyata ketiga oknum Lembaga KPK itu sempat memintai uang sebesar Rp 1 juta, dari Sekdes Peuraden Kecamatan Juli, M Samsul Bahri (35).
“Tadi malam saya memberikan uang itu sekitar pukul 20.00 wib, mereka meminta uang biar desa kami bisa aman. Mereka mengancam, apabila tidak diberikan maka desa kami tak akan aman,” jelas Samsul Bahri via seluler seraya mengaku sedang menuju ke Mapolres Bireuen, guna dimintai keterangan oleh penyidik.(Bahrul)