BIREUEN|METRO ACEH-Meski intimidasi dan teror terus dialami tim sukses Paslon 03 dan para pendukungnya, akibat propaganda serta provokasi yang dilakukan kubu paslon lain di seluruh pelosok desa, namun H Mukhlis-Ir H Razuardi meminta semua masyarakat agar dapat menahan diri, tidak melakukan tindak perlawanan dan tetap bersikap santun dan beradab.
Pernyataan ini disampaikan Jubir Paslon 03, Mahyani Muhammad kepada awak media menanggapi berbagai bentuk intimidasi dan teror yang terjadi dalam tiga hari terakhir. Dia mengaku, paslon 03 berkomitmen merebut hati rakyat dengan cara-cara yang beretika serta menghindari potensi konflik fisik yang sangat merugikan masyarakat.
“Para pendukung paslon 03 juga diharapkan terus menahan diri di media sosial, jangan berkomentar negatif atas apapun serangan digital yang ingin menjatuhkan kredibilitas H Mukhlis dan Ir Razuardi,” tegas Mahyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, saat ini propaganda aksi money politik yang diarahkan ke paslon 03 sangat masif, bahkan video-video seolah-olah para pelaku ditangkap warga, sengaja disebarluas untuk membentuk opini negatif publik. Meski hingga kini, belum ditemukan adanya fakta dan data yang akurat terhadap tuduhan itu.
Mahyani menegaskan, seluruh pendukung serta timses paslon 03, agar tidak merasa takut atas teror dan intimidasi yang terjadi dan dilakukan pihak tertentu, karena semua lapisan masyarakat memiliki hak yang sama untuk memilih dan menentukan pemimpin masa depan, secara umum, bebas dan rahasia.
“H Mukhlis dan Ir H Razuardi merupakan dua sosok putera terbaik Bireuen, mereka telah dipersiapkan menjadi pemimpin masa depan yang kharismatik, mengayomi, bijaksana dan selalu melangkah dengan cara yang santun, beretika dan beradab,” jelas Mahyani.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan pesan H Mukhlis kepada masyarakat supaya menghentikan segala aksi teror, intimidasi, fitnah keji yang merusak rasa persaudaraan dan persatuan,”Beliau meminta siapapun yang mengalami intimidasi, agar merekam setiap bentuk teror dan ancaman, sebagai bukti kekerasan yang menodai demokrasi kita,” ujar Mahyani. (Bahrul)