BIREUEN|METRO ACEH-Suplai air bersih di RSU dr Fauziah, dilaporkan tercemari limbah kotoran manusia. Diduga akibat kerusakan jaringan pipa, sehingga air yang dikonsumsi pada beberapa ruangan, berbau tak sedap dan sangat dikhawatirkan mengandung najis.
Sejumlah sumber petugas rumah sakit pemerintah itu saat ditemui, Senin (6/1) menuturkan, air bersih pada ruangan penyakit dalam pria dan ruang penyakit dalam wanita, sejak beberapa hari terakhir diketahui seperti berbau tinja. Kondisi tersebut, paling parah terjadi pada ruang Rawat Penyakit Dalam Pria dan Ruang Penyakit Dalam Wanita.
Mencuatnya informasi tersebut langsung disikapi oleh sejumlah anggota DPRK Bireuen dari Fraksi Partai Aceh (PA), dengan mengunjungi kedua ruang rawat inap itu tadi siang. Pantauan Metro Aceh, dalam kunjungan tersebut empat anggota dewan menemukan fakta, atas kondisi buruk itu sesuai keterangan para petugas, serta keluarga pasien yang lagi dirawat inap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut petugas medis, di ruang rawat penyakit dalam pria diketahui benar air bersih terkontaminasi, serta berbau sejak beberapa hari lalu. Namun, sejak tadi pagi suplai air ke ruang rawat inap kelas III ini, tidak lagi mengalir tanpa alasan yang jelas. Sedangkan di ruang rawat penyakit dalam wanita, air masih mengalir namun tetap berbau tak sedap.
Ketua Fraksi Partai Aceh, M Nasir yang ditemui media ini disela kunjungan kerja itu menjelaskan, pihaknya menerima info masyarakat terkait kondisi air bersih tak layak konsumsi, serta fasilitas MCK yang sedang rusak. Menindanjuti informasi tersebut, pihaknya langsung turun dan meninjau RS, guna memastikan laporan itu.
M Nasir yang didampingi Sekretaris F-PA Zulkarnaini dan Suhaimi Daud (PNA), serta beberapa anggota dewan lainnya mengaku, menemukan fakta yang cukup mencengangkan terjadi dalam pelayanan rumah sakit plat merah itu. Pihaknya sangat menyesalkan kondisi buruk ini.
“Kami telah melakukan pengecekan dan benar, air bersih di RSU dr Fauziah patut diduga tercemari. Ini berdasarkan keterangan petugas dan keluarga pasien, serta temuan kami yang memantau ke kamar mandi ruang rawat inap,” sebut M Nasir.
Dia mengaku, hasil pantauan ini menjadi referensi penting, sebagai landasan untuk terus mendorong pembentukan Pansus RS dr Fauziah Bireuen. Hal senada juga dikemukakan Suhaimi Daud yang menyatakan, bahwa air sebagai sumber kehidupan. Sehingga, sudah seharusnya menjadi perhatian pengelola rumah sakit ini. Kader PNA yang akrab disapa Abu Suhai menyesalkan kondisi ruang rawat inap, yang terkesan kumuh dan fasilitas MCK dibiarkan rusak.
“Melihat kondisi ini, kami merasa ada yang tidak beres di rumah sakit kita. Sepertinya banyak masalah yang harus dibenahi, ini menjadi referensi bagi DPRK untuk membentuk Pansus. Jujur, kami sama sekali tidak mempercayai lagi pihak manajemen RSU dr Fauziah, sehingga perlu dievaluasi agar proses pelayanan masyarakat dapat ditingkatkan,” sebut Abu Suhai.
Direktur RSU dr Fauziah, dr Mukhtar MARS yang dikonfirmasi via selulernya mengaku belum tahu masalah itu seraya meminta, agar awak media memberi waktu sejenak guna ditanyai ke bidang terkait. Tak lama kemudian, dia kembali menghubungi dan membenarkan informasi itu.
“Sudah saya tanyakan ke Kabid Penunjang, memang benar suplai air bersih sedang mengalami gangguan dan berbau sejak tiga hari lalu. Tapi akan segera kami lakukan perbaikan, termasuk fasilitas MCK yang rusak,” jelasnya.
Ditambahkannya, gangguan tersebut ada kemungkinan akibat saluran pipa bocor, sehingga air bersih terkontaminasi. Semula, dikira tidak bermasalah tetapi karena jadi keluhan, maka diprioritaskan untuk segera diperbaiki. Dia menyebutkan, selama ini suplai air bersih bersumber dari PDAM dan sumur.
“Jika sumber PDAM tidak dapat menampung kebutuhan, maka kami menggunakan sumber air sumur,” timpalnya.(Bahrul)