GEUREUDONG PASE|METRO ACEH-Meski dana otonomi khusus Aceh (DOKA) yang dikucurkan pemerintah, untuk program pembangunan infrastruktur masyarakat melimpah ruah, maupun berbagai sumber anggaran lain yang dikucurkan guna peningkatan fasilitas umum di seluruh bumi serambi Mekkah. Namun, cukup banyak sarana masyarakat yang rusak parah dan luput dari perhatian.
Seperti potret buram kondisi infrastruktur di kawasan pedalaman Aceh Utara, salah satunya jembatan gantung di Desa Dayah Seupeng, Kecamatan Geureudong Pase yang mengalami kerusakan parah. Tapi, akses jalur penghubung antar desa di daerah itu, tetap jadi pilihan warga dan para petani, untuk mengangkut komoditi pertanian dan perkebunan, serta dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Karena, tak ada jalur alternatif lainnya melewati aliran sungai.
Kendati dibangun 2008 silam, tapi kini jembatan itu, sudah rusak parah. Bukan hanya papannya yang berlubang, tetapi juga mengalami kemiringan. Kondisi ini, sangat membahayakan keselamatan jiwa pengendara, yang melintasi jembatan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejumlah warga yang ditemui Metro Aceh, Selasa (12/2) menuturkan, bahwa jembatan yang menghubungkan desa-desa pedalaman, hingga ke kawasan areal perkebunan sangat sulit dilewati. Bahkan, hanya pengendara sepeda motor saja yang berani melintasi, itupun harus ekstra hati-hati agar tidak terperosok.
Ismaila salah seorang warga Dayah Seupeng, kepada awak media ini mengaku, akibat kerusakan jembatan itu telah menghambat usaha masyarakat setempat. Bahkan, beberapa waktu lalu ada mobil pengangkut sawit, jatuh dan terperosok ke sungai. Sehingga, fasilitas infrastruktur tersebut sempat tidak bisa dilintasi selama hampir satu bulan.
“Berkat inisiatif masyarakat yang saling menyumbang, jembatan ini dapat diperbaiki secara swadaya tahun 2016 lalu. Namun, hanya ditampal pada papan lantai yang sudah rusak saja, dan tidak bertahan lama,” sebutnya.
Dia berharap, Pemerintah Aceh Utara atau Pemprov Aceh, menyikapi kondisi ini serta memperbaiki kerusakan pada jembatan secara menyeluruh. Supaya dapat membantu kelancaran, usaha kecil masyarakat pedesaan.
Pantauan awak media ini, jembatan itu masih intens dilalui oleh warga beberapa desa. Selain aktifitas anak sekolah, juga para pekebun yang setiap hari nekat menyabung hidup, melewati lubang-lubang jembatan gantung ini, agar bisa pulang pergi ke kebun mereka di kawasan pedalaman Geurudong Pase.(Yola Novita)