FaceApp Buatan Rusia Viral, Mengapa Ahli Keamanan Siber Khawatir?

- Administrator

Sabtu, 20 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Washington DC – Rambut menjadi abu-abu, wajah berkerut dan kulit menua, itulah yang akan dialami kebanyakan dengan bertambahnya usia. Jika biasanya banyak orang berusaha menghindari penuaan, FaceApp mengubah kecenderungan ini. Pengguna ramai-ramai sengaja menuakan diri. Sebuah permainan yang mengasyikkan.

Itulah yang dijanjikan aplikasi FaceApp. Orang-orang bisa melihat sendiri bagaimana mereka menjadi tua, hanya dalam hitungan detik. Yang perlu dilakukan hanya mengunggah foto wajah mereka saat ini. Di media sosial, banyak orang kelihatannya tergila-gila dengan kemungkinan itu, termasuk banyak selebriti.

Aplikasi ini adalah contoh nyata tentang betapa mudahnya gambar bisa dimanipulasi secara meyakinkan. Tapi yang lebih penting lagi adalah kenyataan, betapa mudahnya kita mengunggah wajah foto kita ke aplikasi yang asal-usulnya tidak begitu kita kenal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Jutaan pengguna di seluruh dunia tampaknya menikmati fitur FaceApp. Aplikasi ini adalah unduhan nomor satu di toko aplikasi Android dan iOS – sebuah kesuksesan besar bagi pengembang Rusia, Wireless Lab. Aplikasi ini sebenarnya sudah ada selama sekitar dua tahun. Tapi sekarang, seperti kebetulan FaceApp ditemukan oleh para selebriti yang turut menyulut antusiasme pengguna.

Siapa di belakang FaceApp?

Tidak banyak yang diketahui tentang perusahaan Wireless Lab yang berbasis di St. Petersburg, Rusia. Perusahaan tidak hanya mengumpulkan data pengguna, tetapi juga menyimpan gambar-gambar yang diunggah pengguna, tanpa persyaratan yang jelas. Para pengamat keamanan siber khawatir, pemerintah Rusia pada akhirnya bisa mendapat semua informasi pengguna.

Yaroslav Goncharov, CEO FaceApp, membantah bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin juga ikut-ikutan menggunakan aplikasinya. Tapi dia membenarkan, bahwa gambar asli dari pengguna memang diunggah dan diproses dengan menggunakan cloud. Artinya, data-data itu dikumpulkan di suatu tempat.

Servernya tidak berada di Rusia, tetapi di Amerika Serikat, Singapura dan Irlandia, dan milik Amazon atau Google, kata Wireless Lab. Sebagian besar gambar dihapus dalam waktu 48 jam. Kecuali untuk pengiklan, pihak ketiga tidak menerima metadata apa pun. Ini strategi yang mirip dengan cara Google dan Facebook menangani data, paling sedikit, itulah pernyataan mereka.

Hak guna terlalu kabur

Data-data pribadi bisa jatuh ke tangan yang salah, kata kepala perlindungan data Jerman, Ulrich Kelber. Dia mengatakan, persyaratan penggunaan aplikasi FaceApp “terlalu kabur”.

Di AS, anggota parlemen mulai bersuara dan meminta badan intelijen FBI mengamati FaceApp lebih seksama. Chuck Schumer, anggota Senat dari New York, menulis kepada FBI dan Komisi Perdagangan Federal AS, meminta agar FaceApp diselidiki untuk kemungkinan transfer data-data pribadi dari AS ke pihak ketiga – karena bisa saja pihak ketiga adalah pihak “musuh”.

“Lokasi FaceApp di Rusia menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana dan kapan perusahaan memberikan akses ke data-data warga AS kepada pihak ketiga, termasuk ke pemerintah asing,” tulis Schumer.

Komite Nasional Partai Demokrat memperingatkan para kandidat presiden mereka untuk tidak menggunakan FaceApp, karena ada kemungkinan data-data mereka bisa diakses pihak ketiga.

Seperti banyak aplikasi lain, FaceApp tampaknya mengambil data model dan nomor seri ponsel untuk menganalisis bagaimana aplikasi tersebut digunakan. Masih belum jelas, apakah dan untuk tujuan apa foto-foto pengguna aplikasi itu digunakan.Ā hp/vlz

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Catut Nama Bupati Bireuen Modus Penipuan Berkedok THR Marak
Murtala Ilyas, Gembong Narkoba Bireuen Kabur Dari Rutan Salemba
Terdakwa Pencabulan Anak Yatim Divonis Bebas
Anggota DPRK Bireuen Ditahan Jaksa
Keuchik Diduga Aniaya Anak Dibawah Umur
Dipicu Nafsu Birahi Mahasiswi Dibunuh
Sekdes Jadi Pengedar Sabu
17 Pemain Judi Online Diciduk Polisi

Berita Terkait

Minggu, 6 April 2025 - 17:22 WIB

Catut Nama Bupati Bireuen Modus Penipuan Berkedok THR Marak

Jumat, 15 November 2024 - 00:37 WIB

Murtala Ilyas, Gembong Narkoba Bireuen Kabur Dari Rutan Salemba

Selasa, 24 September 2024 - 22:26 WIB

Terdakwa Pencabulan Anak Yatim Divonis Bebas

Rabu, 21 Agustus 2024 - 16:12 WIB

Anggota DPRK Bireuen Ditahan Jaksa

Jumat, 16 Agustus 2024 - 16:58 WIB

Keuchik Diduga Aniaya Anak Dibawah Umur

Berita Terbaru

Bupati Bireuen, H Mukhlis ST menandatangani kesepakatan Ranwal RPJM 2025-2029 di Gedung DPRK,Ā KamisĀ (15/5)

NANGGROE

Kesepakatan Ranwal RPJM 2025-2029 Diteken

Kamis, 15 Mei 2025 - 19:52 WIB

Sejumlah pegawai BPKD yang sedang bekerja lembur, hingga malam hari mempersiapkan dokumen pencairan ADG,Ā RabuĀ (14/5)

NANGGROE

ADG Puluhan Gampong di Bireuen Cair

Rabu, 14 Mei 2025 - 19:19 WIB

Bupati Bireuen, H Mukhlis ST didampingi Sekdis Pendidikan dan Kebudayaan, Zamzami S.Pd MM meninjau lokasi kebakaran SDN 2 Bireuen, RabuĀ (3/5)Ā siang

NANGGROE

Bupati Sikapi Dampak Kebakaran SDN 2 Bireuen

Sabtu, 3 Mei 2025 - 17:24 WIB

Bangunan SDN 2 Bireuen terbakar, Sabtu (3/5) dini hari

PERISTIWA

SDN 2 Bireuen Terbakar

Sabtu, 3 Mei 2025 - 14:14 WIB

NANGGROE

Warga Bireuen Sesalkan Berita Menyerang Pribadi Bupati

Jumat, 2 Mei 2025 - 20:34 WIB