BIREUEN|METRO ACEH-Puluhan petani di Kabupaten Bireuen kini mengembangkan budidaya Melon Alisa (Golden Melon) pada sejumlah kawasan di wilayah ini. Komoditi baru tersebut, ternyata cukup menjanjikan dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
Tanaman buah segar asal Eropa itu, saat ini menjadi primadona yang sedang fokus dan terus dikembangkan budidayanya oleh para petani Melon di Kecamatan Kuala, Jeumpa, Kutablang serta Simpang Mamplam, sebagai komoditas unggulan bernilai ekonomi tinggi.
Bahkan, produksi Melon Alisa yang semakin meningkat dan dipasarkan ke Sumatera Utara, tentu memacu pertumbuhan ekonomi rakyat pedesaan, sehingga menjadi salah satu solusi tepat dalam pengendalian inflasi di Kabupaten Bireuen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Koordinator Komunitas Petani Melon Bireuen, Iskandar S.PdI yang ditemui awak media ini di area kebun Golden Melon Gampong Tingkeum Manyang, Kecamatan Kutablang, Sabtu (24/8) mengaku pihaknya terus melakukan pembinaan terhadap para petani komoditi ini, sehingga terus mampu menghasilkan produksi berkualitas serta bernilai tinggi.
“Alhamdulillah berkat budidaya Golden Melon ini, cukup banyak menampung tenaga kerja dan menghasilkan produksi bernilai ekonomi yang sangat menjanjikan,” jelas Iskandar.
Dia menandaskan, sudah saatnya Kabupaten Bireuen menjadi lumbung penghasil Melon berkualitas di tanah air, untuk kebutuhan nasional bahkan menjadi komoditas ekspor ke luar negeri. Namun, demi mencapai tujuan ini tentu dibutuhkan dukungan dari aparatur pemerintah daerah, guna memastikan setiap hasil panen yang melimpah itu dapat terjual ke pasar nasional, maupun internasional.
“Agar pengembangan dan budidaya Melon ini bisa menembus pasar, tentunya dibutuhkan kepedulian para pengambil kebijakan supaya mendukung penjualan hasil produksi petani,” ungkap sosok guru Agama yang akrab disapa Abi Kandar itu.
Menurutnya, karena komoditas Golden Melon cukup menjanjikan, banyak petani dari kalangan anak muda (milenial), aparatur desa serta masyarakat yang semakin berminat untuk terlibat dalam membudidaya tanaman ini.
Sementara petani Golden Melon Tingkeum Manyang, Ridwan saat ditemui mengaku cukup gembira karena komoditas buah segar itu, ternyata benar-benar menguntungkan dan hasil panen langsung dibeli ke kebun oleh agen penampung.
Disebutkannya, waktu penanaman hingga panen dibutuhkan waktu 65 hari, dengan luas lahan 4.400 meter persegi, menghasilkan 12 ton Golden Melon dengan harga jual ke agen penampung seharga Rp 8 ribu per kilogram.
“Perawatan juga tidak terlalu sulit, dengan 10 orang pekerja maka sejak penanaman sampai panen, dapat menghasilkan Melon super yang berharga cukup lumayan,” jelas Ridwan. (Bahrul)