BIREUEN|METRO ACEH-Aparat kepolisian Polsek Jeunib, terpaksa harus menembak dan melumpuhkan DPO spesialis pembobol toko HP, karena berusaha kabur serta tak mengindahkan tembakan peringatan petugas.
Petualangan M Nadir alias Nadia alias Apache (34) warga Desa Meunasah Blang, Kecamatan Jeunib akhirnya kandas setelah polisi memberi “hadiah” timah panas, di kaki pencuri ini, Minggu (24/2) sekitar pukul 04.30 wib. Dia selama ini masuk daftar pencarian orang (DPO), karena terlibat aksi pembobolan toko HP di Jeunib pada 9 Desember 2018.
Selama pelariannya, polisi terus mencari pencuri ini dan menetapkannya sebagai DPO. Namun setelah dua bulan lebih, jejak keberadaan Apache berhasil dideteksi oleh aparat Polres Aceh Besar, dua hari lalu. Lantas dia diamankan dari salah satu lokasi, dikawasan itu Jum’at (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, akibat perbuatan M Nadir korban menderita kerugian Rp 31 juta. Setelah menggondol sejumlah unit HP, dengan menjebol toko pemiliknya akhir tahun lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun media ini, kronologis kejadian penangkapan itu bermula ketika personil Polsek Jeunib, menerima informasi dari Polres Aceh Besar, tentang keberadaan tersangka di wilayah hukum polres tersebut. Sesuai LP No : 25/XII/Res 1.8/2018/Sek Jeunib.
Kapolres Bireuen, AKBP Gugun Hardi Gunawan SIk M.Si melalui Kapolsek Jeunib, Iptu Soeharto SH melalui siaran pers menjelaskan, tersangka diamankan personil Polres Aceh Besar, atas kejadian pencurian di Jeunib beberapa waktu lalu.
“Dari hasil koordinasi kami dengan pihak Polres Aceh Besar, saya bersama tim menjemput tersangka ini. Untuk diproses pengembangan terhadap kasus pencurian 15 unit HP, yang dijual ke beberapa lokasi di Aceh Besar dan Kota Banda Aceh,” jelasnya.
Disebutkannya, setelah dikembangkan pihaknya berhasil menemukan kembali tujuh unit HP berbagai merk, dari beberapa lokasi. Namun, ketika petugas sedang mengembangkan kasus itu, M Nadir berusaha mengecoh petugas dan berpura-pura hendak buang air kecil.
Saat diberi kesempatan, ternyata tersangka ini berusaha kabur. Petugas melepas tiga kali tembakan peringatan, tapi tidak diindahkan. Sehingga, untuk menghentikan upaya tersebut, polisi terpaksa menembak kaki M Nadir,”Dia mencoba melarikan diri, kami berikan tembakan peringatan, tapi tetap kabur. Jadi terpaksa dilakukan tindakan yang terukur, sehingga tersangka ini pun tersungkur dan dapat diamankan lagi,” ujar Soeharto.
Menurutnya, berdasarkan pengembangan sementara, polisi memiliki prediksi adanya kemungkinan lain, termasuk indikasi jaringan penadah HP curian. Bahkan, pelaku nekat untuk melakukan aksi itu, karena dipicu oleh kebutuhan uang untuk bermain judi online, ataupun pengaruh ketergantungan narkoba. Selain juga, aksi pelaku juga terjadi di beberapa daerah lain di Aceh.(Bahrul/Rahmat Hidayat)