BIREUEN|METRO ACEH-Keseriusan aparat kepolisian Satreskrim Polres Bireuen, dalam memerangi perambahan hutan benar-benar terbukti. Betapa tidak, petugas tak memberi ampun kepada para mafia ilegal logging yang menjarah kayu di rimba belantara wilayah itu, serta menciduk pelaku dan menyita puluhan ton barang bukti kayu saat penyergapan pada dua lokasi terpisah beberapa hari lalu.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, tim opsnal Satreskrim Polres Bireuen mengobrak-abrik lokasi penebangan liar, di kawasan pedalaman Peulimbang dan Peusangan Selatan Kamis pekan lalu. Dari operasi tangkap tangan tersebut, polisi berhasil mengamankan puluhan ton kayu, mobil Hardtop serta seorang pelaku perambah hutan.
Kapolres Bireuen AKBP Gugun Hardi Gunawan, SIK, M.Si melalui Kasatreskrim Iptu Rezki Kholiddiansyah, SIK kepada awak media saat menggelar konferensi pers, Senin (9/9) sore menuturkan, pihaknya mengungkap praktik ilegal logging pada dua lokasi terpisah, serta meringkus oknum berinisial SU (46) warga Kecamatan Peulimbang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain menyita kayu olahan jenis rimba campuran, petugas juga mengamankan puluhan ton kayu gelondongan di kawasan Desa Blang Paya, Kecamatan Peulimbang dan pedalaman Peusangan Selatan.
Rezki Kholiddiansyah menjelaskan, kronogi penangkapan berawal ketika tim Satreskrim menghentikan satu unit mobil Hardtop, yang sedang mengangkut 20 batang kayu olahan. Saat dimintai dokumen, pengendara kendaraan itu tak dapat menunjukkan bukti izin kegiatan.
“Mobil tersebut ditangkap saat sedang membawa 20 batang kayu olahan jenis rimba campuran. Pemiliknya tak bisa memperlihatkan dokumen terkait kayu tersebut,” terangnya.
“Kami melakukan pengembangan dan berhasil menemukan 38 batang kayu gelondongan, di hutan Peusangan Selatan. Sementara ini pemilik kayu itu, belum teridentifikasi dan masih diselidiki,” ungkap Rezki.
Disebutkannya, untuk tersangka SU diduga melanggar pasal 83 ayat (1) huruf b UndangUndang RI Nomor 18 tahun 13 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan dengan ancaman hukuman 5 tahun, atau denda paling rendah Rp 500 juta, paling banyak Rp 2,5 miliar.
“Sejauh ini barang bukti seluruh kayu dan tersangka, kami amankan di mapolres guna proses pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya. (Yudi Wbc)