METRO ACEH-Gelombang tsunami dilaporkan menerjang kawasan pesisir Kota Palu dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, Jum’at (28/9) sekitar pukul 18.02 WIB.
Informasi yang dihimpun Metro Aceh dari berbagai sumber menyebutkan, tsunami yang terjadi akibat gempa tektonik dasyhat berkekuatan magnitude 7,4 SR tadi sore menjelang adzan magrib, dikabarkan meluluhlantakkan bangunan di kawasan pantai Talise Donggala. Gelombang pasang yang diperkirakan setinggi 1,5 meter, juga merenggut sejumlah korban jiwa, serta beberapa orang masih dinyatakan hilang.
Kepala BMKG, Dwikorita Kartika dalam konferensi pers di Jakarta membenarkan peristiwa itu. Dia mengaku, pihaknya telah mengakhiri peringatan tsunami pada pukul 17.36 wib. Hal itu sebutnya, sesuai SOP Ina EWTS (Early Warning Tsunami Sistem) tentang peringatan dini tsunami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mengakhiri peringatan tsunami, karena hasil pantauan di lapangan oleh staf BMKG, bahwa tsunami yang sempat terjadi sudah berakhir,” jelasnya.
Semula, gempa teknonik yang terjadi pukul 14.00 wib, berkekuatan 6,4 SR di kedalaman 11 KM, sempat menimbulkan kepanikan luar biasa warga Sulteng. Plus peringatan dini tsunami, membuat suasana semakin mencekam. Hampir semua rumah ambruk, jalanan umum terbelah, belum lagi listrik dan hubungan komunikasi putus total, serta bandara terpaksa harus ditutup.
Namun, sekitar pukul 18.36 WITA atau 17.36 WIB pihak BMKG mengakhiri peringatan tsunami, tak lama kemudian gempa susulan yang lebih dasyhat, dengan kekuatan 7,4 SR menjelang magrib kembali terjadi, serta disusul tsunami yang menerjang Kota Palu dan Donggala.
Hingga berita ini ditulis pukul 21.50 WIB, gempa susulan sudah terjadi sebanyak 31 kali. Sementara tercatat satu korban meninggal dunia dan 10 lainnya luka berat, serta satu keluarga berjumlah lima orang masih dinyatakan hilang, akibat dihempas gelombang tsunami. (MA 01)