BIREUEN|METRO ACEH-Seorang pria tua bangka (Tubang) di Kecamatan Peudada, diduga berulangkali mencabuli anak yatim yang masih duduk di bangku kelas V SD. Namun, aksi bejat itu akhirnya ketahuan dan sontak menghebohkan warga sekampung.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, tindakan asusila ini sudah tiga kali dilakukan pelaku berinisial MU (70). Sementara korban, sebut saja Melati (14) yang memiliki riwayat keterbelakangan mental, tak mampu berkutik saat dipaksa melayani nafsu syaitan tua bangka itu.
Berdasarkan keterangan keluarga korban sesuai pengakuan Melati, awal gadis cilik ini dicabuli saat berada di kebun sawit. Kala itu, pelaku mengancam jika tak mau mengikuti kemauannya, maka Melati harus pulang jalan kaki dan tak akan diboncengi. Lantas, secara perlahan dia melepas semua pakaian anak yatim tersebut, lalu dengan leluasa melakukan hubungan layaknya suami istri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Usai melampias birahi iblis, pelaku memberi uang Rp 20 ribu seraya meminta korban agar merahasiakan kejadian itu. Selanjutnya, MU kembali mencabuli Melati pada hari kedua bulan puasa, sekitar pukul 20.00 WIB ketika warga sedang shalat Tarawih, saat rumah pelaku dalam kondisi sepi. Kemudian, korban juga diberikan uang Rp 20 ribu.
Paman korban yang minta tidak ditulis nama menuturkan, petualangan syahwat bejat pelaku akhirnya terbongkar, Selasa (16/4) saat hendak mengulangi adegan mesum. Ketika itu, MU sudah melepas celana namun tiba-tiba adik korban datang dan melihat tindakan asusila ini, langsung berteriak lalu memberitahu kepada kakak mereka.
“Kemarin sekitar pukul 14.00 wib, pelaku itu hendak mengulang lagi, tapi ketahuan sama adik korban dan langsung heboh,” ungkap paman korban.
Kemudian jelasnya, ketua pemuda datang dan menanyai korban, sehingga kisah aksi maksiat tersebut terbongkar berdasarkan pengakuan Melati. Keluarga korban merasa keberatan, lalu peristiwa itu dilapor ke Polsek Peudada, pada Selasa malam.
Personil polisi yang sedang bertugas, lantas mengantar korban dan keluarganya, melapor ke SPKT Polres Bireuen, selain melakukan visum ke rumah sakit dr Fauziah Bireuen.
“Kami ini orang miskin dan berharap bisa mendapat keadilan, semoga pelaku dihukum seberat-beratnya,” ujarnya.
Sementara sumber terpercaya di Mapolres Bireuen, saat dihubungi awak media ini mengaku sudah menerima informasi itu dan membenarkan telah dilapor ke SPKT, tinggal menunggu hasil visum untuk selanjutnya ditangani secara intens sesuai prosedur yang berlaku. (Bahrul)