BIREUEN | METRO ACEH-Akibat gangguan suplai air PDAM Kreung Peusangan bagi pelanggan di wilayah Samalanga, Simpang Mamplam dan Jeunib dinilai dipicu aktifitas penambangan pasir pada kawasan Krueng Batee Iliek. Kondisi itu, disoroti Forum DAS Peusangan (FDKP) karena berdampak terhadap kebutuhan air bersih masyarakat.
Ketua Umum FDKP, Suhaimi Hamid yang ditemui awak media ini, Selasa (13/5) menuturkan, terganggunya pasokan air bersih untuk konsumsi masyarakat dan pelanggan PDAM Krueng Peusangan di beberapa kecamatan wilayah barat Kabupaten Bireuen, jelas-jelas diakibatkan oleh penambangan pasir di aliran Krueng Batee Iliek.
“Apabila aktifitas penambangan ini tidak dihentikan, maka kondisi gangguan suplai air bersih dari PDAM akan terus terjadi dan terulang terus. Sehingga sangat merugikan masyarakat, maupun pihak BUMD itu,” ungkap Suhaimi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tokoh muda sekaligus anggota DPRK Bireuen ini menandaskan, FDKP sudah berulangkali mengingatkan para pihak, terutama dinas terkait agar mengevaluasi izin operasional tambang pasir, serta tidak lagi mengeluarkan izin penambangan di aliran sungai itu.
Menurut sosok yang akrab disapa Abu Suhaimi ini, pemerintah daerah harusnya memposisikan Krueng Batee Iliek sebagai lokasi objek ekowisata, yang menjadi tujuan destinasi para wisatawan dari berbagai daerah di Aceh. Sehingga, ada tanggungjawab dan komitmen kuat untuk menjaga keindahan alam, serta kebersihan air sungai yang tidak terkontaminasi genangan lumpur dari lokasi penambangan pasir.
“Kita juga harapkan penegak hukum agar menindak pelaku penambangan, yang beroperasi tanpa mengantongi izin atau ilegal,” tukasnya.
Dia memastikan, tersendatnya suplai air bersih untuk pelanggan, bukan semata-mata tanggungjawab PDAM. Namun, para pihak yang memberi izin ataupun pelaku penambang, juga wajib untuk ikut bertanggung jawab. Abu Suhai sekaligus mengharapkan, aktifitas penambangan itu jangan dilakukan berdekatan dengan pompa PDAM. (Bahrul)