BIREUEN|METRO ACEH-Kasus penculikan, pemerasan, penganiayaan dan pembunuhan Imam Masykur oleh Praka Riswandi Manik prajurit TNI yang diketahui sebagai anggota Paspampres, menjadi perhatian serius DPR RI. Kasus ini, telah menyentak nurani serta menimbulkan kemarahan masyarakat Aceh.
Anggota Komisi VII DPR RI asal Aceh, Drs H Anwar Idris kepada media ini, Minggu (27/8) mengutuk keras perbuatan biadab itu, serta meminta Pomdam Jaya memproses kasus tersebut secara transparan dan memberi rasa keadilan. Dia meminta, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh, khususnya pihak keluarga korban atas tindakan biadab prajurit TNI ini.
“Kami meminta pemerintah merespon kasus ini secara serius, pihak keluarga korban harus mendapat perhatian dan santunan dari Panglima TNI, maupun pemerintah pusat,” ungkap Anwar Idris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut politisi PPP itu, aksi penculikan, penyiksaan disertai pemerasan hingga berakhir tewasnya Imam Masykur, kini menjadi perhatian warga di serambi Mekkah, warga marah dan sangat membenci oknum TNI itu, bahkan akibat peristiwa tersebut telah mencoreng institusi Paspampres.
Seharusnya, setiap prajurit TNI yang diberi kepercayaan untuk bergabung dalam satuan Paspampres, terlebih dahulu dilakukan tes kejiwaan dan dinyatakan lulus uji psikologis, sehingga tak menjadi ancaman bagi rakyat akibat salah merekrut psikopat pada posisi Paspampres.
Seperti diketahui, seorang pemuda asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura yang selama ini berdagang usaha kosmetika di Jakarta, ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di kawasan Karawang, Jawa Barat, Rabu pekan lalu.
Korban yakni Imam Masykur (25) warga asal Kabupaten Bireuen. Dia dikabarkan hilang dari lokasi tokonya sejak Sabtu 12 Agustus, belakangan baru diketahui ternyata diculik sekelompok pria yang diduga oknum TNI.
Imam Masykur diyakini meregang nyawa usai diculik, lalu disiksa dengan keji oleh para pelaku yang merekam adegan penyiksaan itu, serta mengirimkan video tersebut ke adik korban di Jakarta. Dalam dua rekaman yang diperoleh media ini, terlihat Imam Masykur disabet cambukan pada bagian punggung, mulai saat di dalam mobil hingga di ruangan gelap.
Keluarga korban, Said Sulaiman (22) sempat melapor kasus penculikan ini ke Polda Metro Jaya dua hari setelah Imam Masykur hilang. Karena diduga ikut melibatkan oknum TNI, akhirnya perkara ini ditangani Pomdam Jaya hingga salah seorang pelaku teridentifikasi sebagai Praka Riswandi Manik, bertugas di Kompi C Walis Yonwalprotneg (Batalyon Pengawal Ptotokoler Kenegaraan).Kesatuan ini, merupakan Polisi Militer yang ditugaskan untuk melakukan pengawalan dan protokoler dibawah naungan Paswalpres.
Berdasarkan berita acara penyerahan mayat dari Pomdam Jaya, tanggal 24 Agustus 2023 ditandatangani oleh Serka Agus Sepyawan, tertulis kematian korban disebabkan tindak pidana merampas kemerdekaan seseorang, pemerasan dan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Praka Riswandi Manik. Jasad korban, semula dievakuasi ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta Pusat, hingga diserahkan kepada keluarga Kamis lalu sekitar pukul 21.30 WIB.
Jenazah Imam Masykur dibawa pulang ke rumah duka di Kecamatan Gandapura, dan tiba pada Sabtu sore lalu dikebumikan di kampung halaman. Peristiwa tragis yang dialami korban, menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Pasalnya, seorang prajurit TNI yang harusnya menjadi pelindung bagi rakyat, malah menculik dan menyiksa masyarakat hingga meninggal dunia. (Bahrul)