BIREUEN|METRO ACEH-Kendati Kementrian ESDM telah mengasumsikan jika Indonesia hanya memiliki cadangan minyak 4,17 miliar barel per tahun 2020 lalu, atau cukup sampai 9,5 tahun lagi. Karena belum ada penemuan cadangan baru, namun tiba-tiba muncul kabar gembira yang diungkap SKK Migas, tentang temuan harta karun cadangan migas yang sangat besar di blok Andaman II, pada kawasan lepas pantai Aceh sebesar 150 Kmb.
Menyikapi temuan ini, anggota Komisi VII DPR RI, Drs Anwar Idris menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran SKK Migas dan Premier Oil, atas kerja keras yang sinergi sehingga menemukan cadangan migas itu. Menurutnya, penemuan tersebut merupakan kabar menggembirakan, karena akan dapat memberikan kontribusi terhadap upaya pencapaian target tahun 2030, yaitu produksi minyak 1 juta BOPD dan Gas 12 miliar BSCFD.
“Tak hanya blok Andaman I, II dan III yang memiliki potensi 6 triliun kubik, di Aceh juga masih banyak potensi migas yang sangat menjanjikan. Diantaranya blok offshore North West Aceh di Meulaboh dan Singkil,” ungkap Anwar Idris kepada media ini, Senin (25/7) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain mengapresiasi Pemerintah pusat, atas kerja keras Kementrian ESDM dan SKK Migas, anggota DPR RI F-PPP ini meminta semua lembaga terkait untuk serius melakukan pengkajian atas penemuan cadangan migas itu. Termasuk, membuat regulasi yang menguntungkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Perlu direspon secara sigap dan serius, agar terus menindaklanjuti dan kajian penelitian, sehingga 3-4 tahun ke depan dapat dapat beroperasi dan produksi. Apa yang telah dilakukan Premier Oil ini, membuktikan jika Indonesia, khususnya di Aceh masih menjadi target utama ekplorasi migas dunia,” ujar Anwar Idris didampingi Tenaga Ahli DPR RI, Zubir Muhammad SE MM. (Bahrul)