MEDAN|METRO ACEH
Seorang prajurit TNI AU disekap dan disiksa oleh warga etnis Tionghoa di Kota Medan. Tindakan sadis WNA keturunan itu, terjadi Minggu (23/9) lalu. Korban bahkan rencana akan dibunuh oleh sejumlah pelaku, agar aksi brutal mereka tidak terendus.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh, Kamis (27/9) menyebutkan, korban penganiayaan itu yakni Pelda Muhammad Chalik (45) bertugas pada Dinas Logistik (Dislog) Lanud Soewondo Medan. Dia disekap dan disiksa oleh pemilik usaha jasa servis Play Station hingga mengalami luka parah disekujur tubuhnya, akibat dipukul menggunakan stik baseball oleh pelaku dan rekannya, yang menyekap prajurit TNI itu pada Minggu sekitar pukul 20.15 wib.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
[fvplayer src=”http://metroaceh.com/wp-content/uploads/2018/09/VID-20180928-WA0003.mp4″ width=”224″ height=”400″]
Akibat peristiwa biadab ini, korban harus dilarikan ke rumah sakit Putri Permata Hijau Medan, dalam kondisi kritis dan tak sadarkan diri. Beruntung, sejumlah rekan korban berhasil menemukan video aksi bar bar etnis Tionghoa itu. Sehingga, kekejaman terhadap prajurit TNI terbukti secara meyakinkan.
Bahkan video berdurasi 30 detik tersebut kini mulai menyebar, dan menjadi viral di dunia maya. Ironisnya meski prajurit TNI itu mengalami tindakan penganiayaan berat, tetapi kasus ini terkesan sengaja ditutup-tutupi oleh perwira tinggi di Kota Medan maupun Mabes TNI.
Menurut keterangan sumber internal Lanud Soewondo kepada Metro Aceh, insiden itu benar-benar terjadi dan telah menimbulkan kemarahan rekan korban, yang tak lain prjaurit TNI AU. Pasalnya, meski Pelda Muhammad Chalik babak belur dibantai warga keturunan seperti menyiksa binatang. Namun, bukannya diproses hukum, malah kasus tersebut hendak dihilangkan oleh pejabat yang berwenang.
Menurut sumber itu, kronologis kejadian penyiksaan ala bajingan ini bermula, ketika anak korban mengantarkan Play Station ke Toko Rental Servis PS Tomb Raider, di Jalan Brigjen Abdul Hamid milik pelaku bernama Jhoni (34) warga Desa Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan Lingkungan 06 Mo 62.
Anak korban yang tak disebutkan nama itu, menyerahkan play station kepada pelaku untuk diperbaiki. Setelah diberi tanda terima barang dari pengelola jasa servis ini, dia kemudian keluar dari toko ini.
Beberapa jam kemudian, dia dihubungi via telepon oleh pihak toko servis yang mengaku kerusakan PS itu cukup berat, serta ongkos perbaikan sangat mahal. Sehingga, anak korban berencana untuk menunda memperbaiki alat permainan game modern ini, karena tak punya uang yang mencukupi. Sekaligus mengambil kembali barang miliknya itu.
Dia kaget ketika penyedia jasa servis ini memintai uang sebesar Rp 100 ribu, padahal belum diperbaiki. Karena tak memiliki uang sebesar itu, maka PS tidak diberikan. Sehingga, dia pulang ke rumah menyampaikan hal ini kepada ayahnya.
“Karena merasa aneh barang tidak jadi diservis, tapi dikenai biaya cukup tinggi maka rekan kami Pelda Muhammad Chalik, mendatangi lokasi servis untuk menanyakan masalah itu, sekaligus mau mengambil PS anaknya,” jelas sumber yang minta tidak dituliskan namanya ini.
Saat ditanyai, karyawan toko mengaku itu biaya kwitansi dan ongkos periksa PS atau check in trouble. Korban keberatan membayar, karena belum ada perbaikan dan memprotes aturan sepihak ini. Lalu, Jhoni mendekati korban yang menolak permintaan karyawan toko, dan meminta kembali Play Station anaknya.
Diduga karena emosi kepada pelanggan, maka Jhoni ditemani rekannya bernama Indra Jaya (38) warga Sibirik-birik Gunung Tinggi, Kabupaten Deli Serdang langsung membekap korban, lalu memukulinya sambil diseret ke dalam ruko. Kemudian,, para pelaku menyiksa Pelda Muhammad Chalik secara bertubi-tubi menggunakan tongkat baseball dan besi yang ada di TKP.
“Tubuh dan bagian kepala korban dipukul hingga mengeluarkan darah, bukannya berhenti tapi aksi keji ini terus berlanjut. Malah Semakin brutal, seperti rekaman video yang berhasil kami rampas dari pelaku,” jelas sumber itu.
[fvplayer src=”http://metroaceh.com/wp-content/uploads/2018/09/VID-20180928-WA0005.mp4″ width=”220″ height=”400″]
Dia mengaku ada wanita yang diduga pacar Jhoni, berteriak menyuruh bunuh korban. “Habisi aja dia, kasih mati aja” ucap perempuan Tionghoa yang juga kasir toko tersebut.
Melihat ayahnya dibantai oleh kaum Cina tak bermoral ini, anak korban lalu kabur mencari bantuan ke asrama Lanud. Tak lama berselang, sejumlah prajurit TNI AU tiba di lokasi dan mengevakuasi korban ke rumah sakit Putri Permata Hijau.
Tak lama kemudian, para pelaku biadap itu digelandang ke markas POM AU Lanud Soewondo. Untuk pemeriksaan lebih lanjut,”Beberapa saat kemudian, ada perintah dari petinggi di Mabes TNI, supaya masalah tersebut harus diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak dilanjutkan ke proses hukum.
[fvplayer src=”http://metroaceh.com/wp-content/uploads/2018/09/VID-20180928-WA0004.mp4″ width=”640″ height=”352″]
Meski tak membantah perintah perwira tinggi ini, namun prajurit TNI AU Lanud Soewondo merasa sangat kecewa atas sikap pejabat berwenang tersebut, yang melepaskan jerat hukuman terhadap pelaku penganiayaan Pelda Muhammad Chalik,”Kami hanya bisa menahan kesal dan amarah, atas perbuatan pengusaha etnis Tionghoa yang dilindungi oleh para pejabat di pusat.
Maka kami sampaikan masalah ini kepada wartawan, supaya dipublikasi dan masyarakat mengetahui kejadian itu, yang hendak didamaikan begitu saja. Jelas tidak dapat terima, rekan kami dipukuli seperti binatang tapi pelaku lolos dari jerat hukum,” tukas sumber itu. (MA 01)