BIREUEN | METRO ACEH-Mendung menggantung di seputaran Bireuen, menghantarkan kepergian H Saifannur S.Sos menghadap sang khalik. Ratusan warga dari berbagai kalangan, juga turut mendampingi perjalanan Bupati Bireuen ini menuju perjalanan kehidupan abadi, Senin (20/1) pagi.
Sosok pengusaha sukses dan politisi ternama ini, meninggal dunia akibat sakit infeksi saluran paru, serta gangguan jantung di rumah sakit Siloam Dirgha Surya Medan, Minggu (29/1) pukul 21.10 wib. Kepergian tokoh Bireuen yang telah dipercayai menjabat sebagai Bupati periode 2017-2022, masih menyisakan kesedihan di kalangan masyarakat dan kerabat dekat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Beragam pendapat dikemukakan warga dan sahabat, tentang berbagai kesan mereka terhadap figur H Saifannur S.Sos yang dikenal sebagai pekerja keras, serta gigih dalam membangun daerah. Selain para tokoh masyarakat, sejumlah warga juga turut mengungkap kesan mereka terhadap mantan Direktur PT Cipta Karya Aceh (CKA) ini.
Seperti diungkapkan Drs Mustafa A Glanggang kepada awak media ini, dia mengaku kehilangan seorang sahabat yang cukup dekat. Menurut Bupati Bireuen periode 2002-2007 itu, Saifannur merupakan sosok pengusaha berani dan peduli terhadap kepentingan publik.
Menurutnya, saat Aceh dilanda konflik bersenjata, H Saifannur tak bergeming dan terus memacu pembangunan infrastruktur masyarakat hingga ke seluruh pelosok desa. Bahkan, selaku pengusaha terkemuka, dia nekat bekerja membangun kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat mendesak. Meski kala itu pemerintah daerah tak memiliki sumber anggaran.
Beberapa proyek raksasa bernilai miliaran rupiah, dikerjakan tanpa ada kejelasan pembayaran. Sebut saja, ruas jalan protokol Kota Bireuen, jalan Matang Glumpang Dua-Jangka, kantor bupati serta berbagai pekerjaan lain dilaksanakan PT CKA dan PT Mutiara Aceh Lestari (MAL), guna mendukung program pemerintah saat itu yang tidak memiliki dana.
“Saya sering mengajak beliau, berdiskusi dan merancang program pembangunan daerah. Karena saat itu, anggaran pemkab cukup terbatas tapi kebutuhan fasilitas infrastruktur sangat besar. Jadi H Saifannur selalu siap membantu kami, mewujudkan kebutuhan tersebut walau anggaran belum tersedia,” jelas Mustafa A Glanggang yang merasa sangat kehilangan sosok berwibawa ini.
Hal senada juga diungkapkan anggota DPRA, Dr H Amiruddin Idris SE M.Si. Dia mengaku sangat sedih atas kepergian H Saifannur, sehingga usai shalat subuh tadi pagi, langsung meluncur ke Bireuen agar dapat melihat sosok tokoh yang dikaguminya ini untuk terakhir, serta ikut menghantarkannya ke peristirahatan terakhir.
Mantan Rektor Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen-Aceh ini, memiliki kesan luar biasa terhadap H Saifannur yang dikenal sebagai sosok pekerja keras dan cukup dermawan. Dia menuturkan, baginya almarhum menjadi contoh teladan. Selain memiliki dedikasi dalam membangun daerah, juga dinilai hebat dan gigih bekerja.
Dari kacamata politisi PPP ini, almarhum terlihat cakap dan ulet dalam bekerja,”Bang Saifannur itu merupakan tipe pekerja keras, dalam setiap pekerjaan dia selalu mencari cara agar mampu meraih kesuksesan. Berkat kegigihan dan keuletannya, dia berhasil merintis karir dari nol hingga menjadi pengusaha sukses,” sebut Amiruddin.
Bahkan, dia merasa salut dan bangga melihat sikap bijak sosok itu, yang tidak pernah memendam rasa dendam. Meski mereka berdua pernah bersaing pada kontes pilkada Bireuen 2017 lalu, tetapi keduanya masih tetap membangun komunikasi yang baik,”Beliau itu orang tua bijaksana, selalu menghargai siapa saja,” tandasnya.
Selain itu, mantan Kepala BNN Provinsi Aceh, Brigjen Pol (purnawirawan) Drs H Faisal Abdul Naser MH yang dihubungi via seluler mengaku, dirinya mempunyai kesan tak terlupakan terhadap almarhum ini. Bahkan, beberapa jam sebelum H Saifannur meninggal dunia, dia sempat menjenguk almarhum di rumah sakit.
“Saya kemarin sore masih sempat menjenguknya, beliau masih tersenyum begitu mengetahui kedatangan saya,” ujannya.
Faisal Abdul Naser menuturkan, ketika melaksanakan program GDAD di Bireuen, BNN cukup banyak mendapat dukungan dari Bupati Bireuen ini. Menurutnya, H Saifannur merupakan sahabat yang baik, serta sangat serius dalam membasmi narkoba. Hal itu sebutnya, sudah mulai dirasakan sejak awal ketika penanaman jagung masa Kepala BNN, Komjen Pol (purnawirawan) Budi Waseso SH, hingga dijabat oleh Komjen Pol Drs Heru Winarko SH.
“Beliau orang baik, saya masih ingat saat program AD di Bireuen, H Saifannur cukup serius dan aktif. Saya pernah dipaksa, untuk memberantas narkoba di Bireuen,” ungkap perwira tinggi Polri yang pensiun akhir tahun lalu.
Saat mengetahui ada pihak swasta dari PT Japfa Comfeed Indonesia, bersedia menampung hasil pertanian jagung. H Saifannur cukup antusias menyambut rencana tersebut, bahkan berjanji mulai tahun ini, mempersiapkan 20 ribu ha lahan untuk lokasi produksi komoditas ini,”Kami menyampaikan belasungkawa atas kepergian bapak H Saifannur,” sebutnya.
Farizal selaku warga Bireuen menyatakan ikut berduka cita, atas meninggalnya sosok berdedikasi ini. Dia mengenal H Saifannur sebagai sosok tangguh, serta memiliki keinginan untuk kemajuan pembangunan Bireuen. Sejak awal pembentukan kabupaten ini, tokoh pengusaha yang sukses berbisnis hingga ke luar daerah itu, dikenal memiliki andil besar dan cukup peduli terhadap kepentingan masyarakat luas.
“Kami sebagai masyarakat, memberi apresiasi tinggi atas semua dedikasi beliau dalam berkarya membangun Bireuen, sejak dahulu hingga akhir hayatnya,” ungkap Farizal.(Bahrul)