SIGLI|METROACEH – Sungguh miris nasib Khaira Afia, bayi mungil yang baru 14 hari terlahir ke dunia, menderita penyakit langka. Putri pasangan Dedi dan Arfah yang kini bermukim di Dusun Kupula Desa Rawa, Kecamatan Pidie mengidap penyakit Hidrocypalus.
Karena faktor ekonomi orang tua bocah malang ini tidak mampu, maka Khaira Afia hanya bisa dirawat seadanya di rumah. Sehingga, kondisi itu semakin menambah derita yang menyelimuti hidup warga miskin di Pidie ini.
Dedi yang sehari-hari mengais rezeki sebagai nelayan, tak mampu berbuat banyak untuk mengobati buah hatinya itu. Dia pasrah dengan nasib yang dialami anak ke tiganya ini, dengan penyakit langka tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat dijambangi wartawan Metro Aceh Biro Pidie, Selasa (16/10), Dedi mengaku, pasca persalinan istrinya harus menjalani rawat inap selama empat hari di RS Tgk Chik di Tiro. Menurutnya, tim medis belum memberi penanganan secara maksimal, meski diakui pernah dilakukan CT scan. Tapi, dokter tidak pernah menjelaskan secara spesifik tentang penyakit yang diderita putrinya.
“Saat proses persalinan, harus dioperasi agar bayi kami selamat. Setelah dioperasi baru diketahui anak saya itu mengalami pembengkakan di bagian kepala. Kemudian, terus membesar setiap hari,” jelas Dedi seraya mengaku tak tahu penyakit apa itu.
Akibat kondisi fisik putrinya ini tidak notmal, maka pihak rumah sakit sempat melakukan perawatan intensif selama 14 hari. Namun, kemudian disarankan pulang dan diminta melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas terdekat.
Direktur Rumah Sakit Umum Tgk Chik Ditiro Sigli, drg. Mohd Riza Faisal. MARS saat dihubungi wartawan menjelaskan, bayi Khaira Afia menderita penyakit Hidrocypalus, atau pembengkakan kepala akibat penumpukan cairan.
“Untuk penanganannya, harus melalui tindakan operasi yang tepat. Kondisi kesehatan harus dapat dipastikan, selain itu minimal harus berusia tiga bulan,” terang Riza Faisal. (MA 13)