BIREUEN|METRO ACEH-Sebelum tewas dalam kontak senjata dengan petugas, di kawasan Trienggadeng Pidie Jaya petang kemarin, ternyata kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak sebulan terakhir, diketahui telah melakukan aksi penculikan, pemerasan dan merampas uang sejumlah warga yang digiring ke Buket Cerana Desa Ie Rhop, Kecamatan Simpang Mamplam.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, polisi berhasil mendeteksi sedikitnya tujuh korban kejahatan KKB pimpinan Abu Razak, sejak beraksi sebulan ini. Sebanyak Rp 195 juta uang tunai milik para korban, ludes digondol oleh komplotan pelaku kejahatan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kapolres Bireuen, AKBP Gugun Hardi Gunawan SIK M.Si saat konferensi pers di Gazebo mapolres setempat, Jum’at (20/9) menjelaskan, KKB pimpinan Tun Sri Muhammad Azrul Mukminin Al-Kahar bin Abdul Muda Muthall alias Abu Razak (50), telah melakukan serangkaian aksi kejahatan dengan ragam modus dalam menyasar korbannya. Baik penculikan, penyanderaan disertai permintaan uang tebusan.
“Sesuai hasil penyelidikan sementara, ada tujuh korban yang diperas KKB ini sejak mereka beraksi sebulan terakhir di wilkum Polres Bireuen,” ungkap Gugun kepada awak media ini.
Dia menandaskan, setelah korban Baital melapor ke polisi, terkait perlakuan buruk yang dialaminya pekan lalu. Lantas, Polda Aceh menurunkan tim Satgas pemberantasan KKB, guna mengejar dan menghentikan aksi kejahatan kelompok Abu Razak cs. Berkat kesigapan petugas serta kerja keras personil gabungan itu, hanya dalam kurun waktu beberapa hari pihak kepolisian dapat menangani kasus ini.
“Tim Satgas KKB yang sudah tiga hari ini terus menyisir lokasi di Ie Rhop, ketika mendapat informasi masyarakat terkait pergerakan Abu Razak cs kemarin sore, langsung dilakukan pengejaran hingga ke Pidie Jaya. Karena mereka melawan dan menembaki polisi, maka terpaksa dilakukan penindakan hukum tegas, hingga menyebabkan tiga orang meninggal dunia, satu kritis dan satu lainnya selamat,” jelas Gugun Hardi Gunawan didampingi Kasatreskrim Iptu Rezki Kholiddiansyah SIK.
Pasca kejadian ketiga korban tewas dan terluka, langsung dievakuasi ke rumah sakit di Kota Sigli. Diantaranya Abu Razak, Zulfikar, Wan Ompong dan Hamni, sedangkan Wan Neraka dalam kondisi kritis, kini masih dirawat inrensif di Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh.
Usai kontak tembak selama beberapa saat, petugas menemukan sejumlah barang bukti (BB) milik komplotan itu. Diantaranya, dua pucuk senjata AK 56 popor lipat, empat magazen beserta 118 butir amunisi AK, satu pucuk senpi Revolver dan sembilan peluru, dua bilah golok, uang tunai Rp 10.931.000, 4 buah HP, jubah, sejumlah ajimat, dua tongkat rotan, stempel (Cap Sikureung), bendera deklarasi Kerajaan Islam Aceh Darussalam (KIAD), serta puluhan macam jenis barang lainnya milik Abu Razak cs yang kini diamankan polisi.
Kelompok itu, ditengarai berambisi untuk membentuk sebuah kerajaan di Aceh, serta menerapkan hukum Islam dan mengusir seluruh warga non muslim dari bumi serambi Mekkah ini. Dengan menobatkan Abu Razak sebagai Sultan KIAD. Namun, obsesi tersebut kandas setelah petugas melumpuhkan KKB yang sangat meresahkan masyarakat ini. (Bahrul)