
SIGLI|METROACEH-Guna memenuhi ketersediaan stok darah, PMI Cabang Pidie menyatakan perlu pasokan sebanyak 650 kantong darah per bulan, untuk kebutuhan masyarakat di wilayah itu. Demikian disampaikan Ketua PMI Pidie, Zakaria H.M Yusif S.Hi MM, disela pelantikan lembaga kemanusiaan tersebut di oproom setdakab, Senin (15/10).
Menurut Zakaria, agar kebutuhan itu dapat terpenuhi dan stok darah mencukupi, maka pihaknya mengharapkan dukungan seluruh elemen masyarakat, supaya senantiasa berpartisipasi mendonorkan darah. Sehingga, mampu membantu sesama saudara yang sedang membutuhkan darah.
“Dengan bantuan dan niat ikhlas kita mendonorkan darah, demi menyelamatkan kehidupan saudara-saudara kita yang lagi membutuhkan darah,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, dia juga memgaku saat imi PMI sangat butuh dukungan Pemkab Pidie, guna menyediakan peralatan pemisah darah serta gedung transfusi darah. Supaya kegiatan pengumpulan darah, dapat efektif dan efisien.
Zakaria menuturkan, sebenarnya selama ini pihaknya setiap tahun memgajukan proposal bantuan ke Pemkab Pidie. Namun yang dibantu hanya berbentuk dana dalam jumlah terbatas.
“Padahal, petugas PMI merupakan pekerja sosial kemanusiaan yang tidak digaji, malah mereka selalu dituntut taat aturan serta wajib berbuat yang terbaik, sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Pidie, Muliyadi, dalam sambutannya mengatakan, organisasi PMI cukup layak dibantu mengingat mereka bekerja sukarela tanpa digaji. Sehingga nanti para relawan PMI mampu membantu masyarakat Pidie dalam hal apapun seperti bencana alam serta lainnya.
Atas nama pemerintah daerah, dirinya mengaku sangat mengapresiasi kinerja relawan PMI selama ini, sehingga pemda berkomitme pasti mendukung kebutuhan yang dibutuhkan PMI. Meskipun dalam bentuk dana sesuai kemampuan keuangan daerah.
Terkait harapan untuk dilakukan pengadaan peralatan yang dibutuhkan PMI, pihaknya tetap menyahuti serta segera mencari solusi.
“Karena harganya mencapai Rp 600 juta, tentu kami harus duduk dulu mencari solusi dengan legislatif. Mengingat kondisi keuangan daerah saat ini masih sangat terbatas,” ujar Muliyadi. (MA 13)