Momentum Natal 2019: Ujian Toleransi

- Administrator

Selasa, 24 Desember 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Nur Alim MA,

Perayaan hari natal kian dekat, umat kristiani (katolik dan Kristen) sudah bersiap-siap menyambut salah satu hari kebesaran mereka setiap tahun itu. Namun menjelang hari natal, masih ada sedikit kegaduhan yang muncul yang bisa saja mengancam ketertiban hari natal. Keluarnya pernyataan dari Sekjen Fron Pembela Islam (FPI) akan melakukan aksi boikot medsos seperti Facebook dan Whatsapp mengundang reaksi netizen diberbagai penjuru tanah air.

Urusan boikot-memboikot memang tidak ada ormas yang ahli selain FPI. Namun, jika boikot tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas justru akan mengundang polemik ditengah-tengah masyarakat. Kebencian sebagian orang dengan sikap FPI akan semakin besar dan tentu akan merugikan bangsa kita sendiri. Simpati masyarakat juga bisa berkurang karena sikap para anggota FPI yang terlalu berlebihan dalam menindak tindakan yang mereka anggap tidak benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak hanya FPI, salah satu Francihise Roti asal Korea Selatan, Tous Les Jours juga tengah menjadi sorotan karena video mereka yang melarang penulisan hari natal di roti yang dipesan oleh pelanggan yang datang. Alasannya karena bisa menghilangkan ke-halal-an makanan yang mereka jual. Hemat saya, ini terlalu berlebihan, apalagi kriteria halal tidaklah melihat kriteria simbol yang ada pada produk, melainkan bahan makanan dan cara mendapatkannya.

Bagi saya, perayaan hari natal tahun ini bagaikan ujian toleransi bagi kita semua umat beragama yang lahir dan hidup di negeri Indonesia. Betapa tidak, masuknya isu agama pada kontestasi politik nasional beberapa bulan lalu menjadi wabah yang serius karena merambah ke urusan menjalankan perintah atau tradisi agama yang kita anut. Meskipun Negara ini mayoritas penduduknya beragama islam, namun kebebasan agama lain harus dijunjung tinggi agar tercipta keadilan sosial di semua sektor kehidupan masyarakat tanpa melihat latar belakang agamanya.

Bijaksananya adalah, perayaan hari natal tetap harus berjalan dengan tertib, tanpa saling menganggu satu sama lain. Biarlah yang beragama kristiani menjalankan itu dengan perasaan damai dan nyaman. Justru yang beragama lain harus memberikan jalan selebar-lebarnya bagi umat kristiani untuk menjalankan perintah agama mereka, saling menjaga dan menjamin keamanan satu sama lain. Selain itu, meningkatkan pengamanan juga harus dilakukan untuk mengantisipasi munculnya kelompok-kelompok yang menganggu ketertiban.

Melibatkan elemen ormas juga penting agar saling menjaga satu sama lain. Disisi lain, pemerintah harus mampu menjamin keamanan setiap warga negaranya yang menjalankan keyakinan mereka sesuai dengan perintah undang-undang yang berlaku. Tujuannya adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang toleran dan saling menjaga satu sama lain tanpa melihat perbedaan yang mereka miliki.

Mengutip perkataan Quraish Shihab bahwasanya dalam membangun toleransi antar bangsa yang memiliki perbedaan yang kuat harus dilakukan dengan cara menghilangkan emosi agama. Emosi agama hanya melahirkan kebencian, sehingga kita yang seyogyanya bersikap adil dan ramah terhadap sesama justru berubah menjadi garang setiap melihat perbedaan karena menilai perbedaan itu salah. Terjadilah kesalahpahaman yang terus-menerus sehingga menimbulkan kekacauan di mana-mana. Presiden Joko Widodo juga pernah menyampaikan bahwa kita sebagai bangsa harus bersikap sesuai dengan Pancasila agar tercipta kasih sayang dan kedewasaan dalam Bergama, berbangsa dan bernegara.

 Pemerhati Politik, menetap di Kota Malang.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sering di Bilang Nakal? Bisa Jadi Anak Anda Perlu Pemahaman, Bukan Hukuman
Bireuen Kota Santri: Menggali Potensi Ekonomi Berbasis Syariah
Dirjenpas Menolak Fraud, Langkah Maju Untuk Reformasi Pemasyarakatan
Alpajuli Darat Kumandangkan Persatuan Indonesia
MTQ Aceh: Ajang Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat Simeulue
PERPUU NO. 2 TH 2022 CIPTA KERJA DAN UNJUK RASA BURUH 10-11 AGU 2023
Can Indonesia beat Argentine?
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Tangani Permasalahan Depo BBM Plumpang

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 18:33 WIB

Sering di Bilang Nakal? Bisa Jadi Anak Anda Perlu Pemahaman, Bukan Hukuman

Kamis, 3 April 2025 - 16:16 WIB

Bireuen Kota Santri: Menggali Potensi Ekonomi Berbasis Syariah

Senin, 6 Mei 2024 - 16:21 WIB

Dirjenpas Menolak Fraud, Langkah Maju Untuk Reformasi Pemasyarakatan

Rabu, 24 Januari 2024 - 19:04 WIB

Alpajuli Darat Kumandangkan Persatuan Indonesia

Selasa, 28 November 2023 - 16:28 WIB

MTQ Aceh: Ajang Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat Simeulue

Berita Terbaru

Perwakilan Guru dan tenaga kependidikan dari Bireuen, sukses meraih prestasi du ajang Apresiasi GTK Aceh 2025

NANGGROE

Bireuen “Borong” Juara Apresiasi GTK Aceh 2025

Jumat, 7 Nov 2025 - 16:20 WIB

Si Weuk (baju orange) saat proses rekonstruksi perkara pembunuhan di halaman Mapolres Bireuen, Kamis (7/8)

HUKUM & KRIMINAL

Si Weuk, Pembunuh Berdarah Dingin Diseret Ke Meja Hijau

Selasa, 28 Okt 2025 - 15:22 WIB

Ketua Komisi 3 DPRK Bireuen, Fadhli S.Pd

NANGGROE

HRD Diminta Dukung Pembangunan Bireuen

Selasa, 21 Okt 2025 - 17:37 WIB

Suasana webinar yang diikuti puluhan dokter di RSU Telaga Bunda 2 Cot Gapu, Sabtu (18/10)

NANGGROE

RSU Telaga Bunda Gelar Webinar Tenaga Medis

Sabtu, 18 Okt 2025 - 14:07 WIB