Oleh : Amril Jambak.
Persebaran Covid 19 yang sudah menyelimuti kehidupan yang semakin mencekam di lebih dari 150 negara dikhawatirkan penanganannya masih lama, apalagi jika musim panas tidak segera datang ke Indonesia, maka Covid 19 masih merajalela, karena sejatinya Covid 19 mati jika terkena sinar matahari. Covid 19 juga harus diakui telah membuat “stroke” perekonomian global termasuk perekonomian Indonesia, karena sejumlah sektor ekonomo tidak bergerak alias stagnan, sehingga ancaman PHK massal bisa terjadi jika Covid 19 tidak segera minggat atau pergi dari ibu pertiwi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ditengah upaya pemerintah untuk memberantas Covid 19, maka keberadaan pers atau media massa baik media elektronik, online dan media cetak sangat membantu, dan seakan akan kalangan awak media mengabaikan bahaya Covid 19 terus memburu berita, sehingga masyarakat terus update infornasinya tidak hanya terkait serangan virus, namun juga berita berita lainnya. Keuntungan juga diperoleh pemerintah dengan masih aktifnya media memberitakan current affairs yang terjadi, jika media massa banyak juga yang collaps gara gara Covid 19, maka pemerintah cukup sulit menyosialisasi dan meliterasi masyarakat terkait kebijakan pemerintah, karena diakui atau tidak, bagian humas atau pengelola informasi dan dokumentasi di tiap tiap K/L tidak optimal melakukan fungsinya sebagaimana yang dilakukan media massa, apalagi banyak K/L yang sudah “lockdown” alias menerapkan work from home, maka jelas jelas pemerintah memerlukan bantuan media massa. Jika ekonomi memburuk, maka pers akan kesulitan mendapatkan iklan atau income, sehingga mereka akan collaps, dan jika ini terjadi pemerintah akan mengalami kesulitan yang perih. Oleh karena itu, perlu ada stimulus diberikan kepada media massa, termasuk terus melanjutkan kerjasama apapun antara K/L dengan kalangan media yang sudah berlangsung selama ini, karena ada mutualis benefit yang diperoleh pemerintah dan pers dalam kerjasama menciptakan constructive and positive news framing di media massa. Semoga.
Penulis adalah wartawan senior di Pekanbaru, Riau.