Oleh : Otjih Sewandarijatun *)
Seperti diberitakan sebuah media massa online dengan mengutip akun twitter milik Denny JA dilaporkan bahwa Lembaga Survei LSI Denny JA merilis hasil survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2018, bulan Agustus 2018. Pengumpulan data dilakukan pada 12 sampai 19 Agustus 2018 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden sebanyak 1.200 orang dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, sementara Margin of error : ± 2.9 persen menunjukkan hasil pasangan Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden, Joko Widodo Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi). Jokowi-Ma’ruf lebih banyak dipilih dengan persentase 52,2 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi 29,5 persen. Adapun yang belum menentukan pilihan atau masih merahasiakan sebanyak 18,3 persen.
Di segmen 6 kantong suara, Jokowi-Ma’ruf unggul 5 – 1 dari pasangan Prabowo-Sandi. Pada segmen pemilih Muslim, Jokowi-Ma’ruf unggul 52,7 persen Prabowo-Sandi 27,9 persen, Rahasia atau belum menentukan sebanyak 19,4 persen dengan base 89,9 persen dari 1.200 responden. Segmen pemilih non Muslim Jokowi-Ma’ruf unggul 47,5 persen, Prabowo-Sandi 43,6 persen, rahasia atau belum menentukan 8,9 persen dengan base 10,1 persen dari 1.200 responden.
Sementara di segmen pemilih wong cilik, Jokowi-Ma’ruf unggul 54,7 persen Prabowo-Sandi 25,2 persen, rahasia atau belum menentukan 20,1 persen dengan base 58,5 persen dari 1.200 responden. Sedangkan di segmen pemilih emak-emak (Perempuan) Jokowi-Ma’ruf unggul 50,2 persen Prabowo-Sandi 30,0 persen, rahasia atau belum menentukan 19,8 persen dengan base 50 persen dari 1.200 responden.
Kemudian di segmen pemilih kaum pelajar, Prabowo-Sandi unggul 44,5 persen Jokowi-Ma’ruf 40,4 persen, rahasia atau belum menentukan 15,1 persen dengan base 9,9 persen dari 1.200 responden.
Segmen pemilih milenial Jokowi-Ma’ruf unggul 50,8 persen, Prabowo-Sandi 32,8 persen, rahasia atau belum menentukan 17,4 persen dengan base 44,8 persen dari 1.200 responden.
Bagaimanapun juga, hasil lembaga survei LSI Denny JA ini jika valid dan benar memang dapat dijadikan “munisi politik” bagi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai konten atau bahan kampanye yang sangat positif, termasuk bahan propaganda untuk mensetting atau memformat citra positif terhadap pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin yang disebut-sebut sebagai pasangan yang nasionalis religius.
Tidak mengagetkan
Jika banyak hasil survei yang pro terhadap Jokowi-Ma’ruf Amin sebenarnya tidak mengagetkan banyak kalangan, karena memang sulit bagi kubu penantang untuk mengalahkan petahana atau incumbent yang memiliki segudang prestasi dan pengalaman.
Jika pemilih Muslim banyak yang memilih pasangan ini adalah wajar disamping kedua calon pemimpin beragama Islam, mereka juga dikenal sebagai sosok yang nasionalis, toleran dan demokratis.
Pasangan ini diprediksi banyak kalangan juga didukung NU dan Muhammadiyah, kedua Ormas Islam berbasis massa terbesar di Indonesia. Jika suara kaum Muslim banyak ke pasangan ini, berarti pilihan Jokowi terhadap Ma’ruf Amin untuk meningkatkan elektabilitasnya adalah pilihan cerdas, karena tidak menimbulkan friksi internal dan eksternal. Disamping itu, banyaknya Muslim yang memilih pasangan ini disebabkan karena kebijakan yang dikeluarkan Jokowi di periode pertamanya mungkin dinilai tidak bertentangan dengan agama Islam, disamping itu fenomena ini semakin menggambarkan semakin moderatnya umat Islam di Indonesia.
Dengan banyaknya umat Islam yang memilih Jokowi-Ma’ruf Amin juga menutup peluang kelompok radikal kanan memanfaatkan hajatan demokrasi untuk mencapai tujuannya, walaupun kelompok ini dalam berbagai kesempatan yang terkabarkan atau tidak, sebenarnya menolak demokrasi itu sendiri.
Jika kelompok pemilih non Muslim juga banyak yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin sudah diprediksi banyak kalangan. KomunitBas ini merasakan lebih “safe” untuk hidup harmonis dan tenteram jika Indonesia dipimpin pemimpin Muslim yang dianggap akan mampu melindungi mereka dan “berkolaborasi” dengan mereka. Kelompok ini cenderung aspirasi politiknya sama dengan Islam moderat dibandingkan lainnya. Banyaknya pemilih non Muslim ke pasangan ini, juga mengindikasikan mereka dapat menerima sosok KH Ma’ruf Amin, termasuk dikabarkan komunitas Ahokers juga bisa menerima sosok Rois Aam PB NU ini.
Komunitas wong cilik dan pelajar yang juga mayoritas memilih pasangan ini juga bukan merupakan political surprises sebab banyak kebijakan Jokowi di periode pertamanya yang berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Program seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, pemberian sertifikat tanah secara gratis dan berbagai kebijakan populis lainnya jelas menjadi political attractiveness bagi pemilih di kedua segmen ini untuk jatuh cinta kepada Jokowi.
Sosok Jokowi yang humble, tidak sombong, dekat dengan rakyat, penuh kejutan dan tidak korup, juga menjadi daya tarik segmen ini, termasuk segmen kelompok pemilih milenial, walaupun sebelumnya dalam survei yang dilakukan Kompas, pemilih milenial diprediksi masih banyak memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pilihan kelompok milinial juga diperkirakan masih berubah karena komunitas ini memiliki ciri spesifik yaitu creative, connected dan confidence.
Mereka akan memilih sosok pemimpin negara yang mampu mencerminkan spesifikasi mereka tersebut.
Yang mengejutkan adalah kelompok pemilih perempuan atau emak-emak yang menurut hasil penelitian LSI Denny JA ternyata pilihannya banyak jatuh ke pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, walaupun di beberapa Medsos selalu dimagekan oleh kelompok tertentu bahwa sosok Sandiaga Uno menjadi dambaan atau pilihan kalangan perempuan.
Banyaknya “emak-emak” yang memilih Jokowi-Ma’ruf Amin juga menepis anggapan bahwa perekonomian di era Jokowi selalu memberatkan “emak-emak”, terbukti elektabilitas dan akseptabilitas komunitas ini kepada Jokowi masih tinggi setidaknya menurut hasil survei LSI Denny JA.
*) Penulis adalah alumnus Universitas Udayana, Bali. Tinggal di Cilangkap, Jakarta Timur.