METRO ACEH-Meski gempa susulan masih saja terjadi serta terus menguncang Propinsi Sulawesi Tengah, namun pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tiba-tiba mencabut peringatan dini tersebut, sekitar pukul 17.30 WIB, Jum’at (28/9).
Hanya berselang 26 menit kemudian, tsunami datang serta menerjang seluruh kawasan pesisir Kota Palu dan Donggala, sesaat menjelang adzan magrib dikumandang. Bencana alam ini, seketika mengguncang masyarakat di tanah air.
Meski belum diketahui pasti jumlah korban jiwa, dalam musibah itu namun diyakini banyak warga yang kembali usai dicabutnya peringatan tsunami, menjadi korban tragedi kemanusiaan akibat SOP BMKG yang belum efektif. Sehingga, tak berhasil meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Dr Sutopo Purwo Nugroho M.Si melalui televisi nasional. Pihaknya sedang mencari solusi untuk segera turun ke lokasi tsunami, tetapi akibat bandara masih ditutup BNPB kini terus fokus mencari opsi agar dapat mencapai ke Palu dan Doggala.
“Hingga saat ini kami baru menerima laporan satu orang meninggal dunia, 10 terluka dan ada lima orang dalam satu keluarga maaih hilang,” ungkapnya melalui seluler.
Sutopo yang baru dua hari lalu kembali ke Jakarta dari Aceh menjelaskan, akibat tsunami yang melanda wilayah Palu dan sekitarnya, banyak infrastruktur masyarakat mengalami kerusakan parah. Namun, pihaknya belum berhasil mengkonfirmasi dampak bencana alam tersebut. (MA 01)