DONGGALA|METRO ACEH-Wujud empati dan kepedulian terhadap korban tsunami di Sulawesi Tengah, H Mukhlis A.Md SH membangun mesjid di Kota Donggala untuk sarana ibadah masyarakat setempat, pasca bencana gempa disertai tsunami yang meluluhlantakkan wilayah itu Jum’at pekan lalu.
Pembangunan mesjid yang berlokasi di Desa Limbora, Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala ini, ditandai dengan prosesi peletakan batu pertama pekan lalu yang dihadiri oleh H Mukhlis dan Bupati Donggala, Dr Kasman Lassa SH MH bersama Forkompimda setempat, serta pejabat Pemkab Bireuen maupun Pemkab Donggala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, pembangunan sarana ibadah yang dinamai “Mesjid Jami’k Kota Juang Bireuen-Aceh” ini, diperkirakan butuh anggaran sebesar Rp 1 miliar, dan direncanakan rampung dalam tiga bulan mendatang. Sumber pendanaan biaya pembangunan, merupakan hasil donasi masyarakat, ASN di lingkungan Pemkab Bireuen, KONI, DKA, Pengurus Golkar DPD II Bireuen, PT Takabeya Perkasa Grup, Rangkang Sastra serta lintas komunitas di Kabupaten Bireuen.
Bantuan ini, hasil penggalangan dana malam Gala Amal Oktober 2018 yang diinisiasi oleh H Mukhlis Takabeya selaku salah satu figur yang dermawan, serta memiliki kepedulian tinggi kepada masyarakat, pasca bencana gempa dan tsunami yang menerjang Kota Palu, Donggala hingga sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah 28 September 2018. Semula dalam aksi solidaritas tersebut, berhasil terhimpun dana sekitar Rp 420 juta lebih, belakangan ditambah dana pribadi dari pengusaha Bireuen ini, untuk mencukupi kebutuhan pembangunan mesjid bantuan itu.
H Mukhlis A.Md SH saat ditanyai media ini mengaku, masyarakat Aceh pernah mengalami beratnya tertimpa bencana gempa dan tsunami Desember 2014 silam, sehingga ikut merasa memiliki tanggungjawab dan semangat, untuk turut membantu masyarakat Sulteng, dengan menggalang donasi bagi warga Donggala yang telah terpapar bencana dasyhat itu.
“Alhamdulillah, berkat kepedulian warga Bireuen dan lintas komunitas, berhasil terhimpun dana guna membantu korban bencana di Donggala. Kita membangun mesjid, untuk sarana ibadah saudara-saudara kita di sana,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, sudah lebih dua tahun dana itu dihimpun, namun baru saat ini disalurkan. Selain tujuan pengumpulan donasi terus dilakukan, agar diperoleh hasil yang maksimal, juga ada beberapa kendala lain dan ditambah kondisi pandemi covid-19 awal tahun lalu, turut menyebabkan tetundanya proses realisasi bantuan ini. Tetapi, dirinya merasa sangat puas setelah dapat menyalurkan amanah dari masyarakat Kabupaten Bireuen itu, kepada warga Donggala.(Bahrul)