BIREUEN|METRO ACEH-Dalam insiden kecelakaan lalulintas (Lakalantas) yang terjadi pada dua lokasi terpisah dalam Kabupaten Bireuen, Senin (31/12) menyebabkan empat korban tewas.
Peristiwa tragis yang merenggut nyawa pengendara dipenghujung tahun 2018, terjadi di ruas jalan negara Banda Aceh-Medan. TKP pertama berada di kawasan Desa Matang Wakeuh, Kecamatan Samalanga menewaskan tiga korban jiwa, pada pukul 05.15 wib.
Selanjutnya, tabrakan antara pengemudi Toyota Avanza kontra Honda Vario di Simpang Pulo Lawang, Kecamatan Peudada sekira pukul 11.00 wib yang ikut merenggut satu korban jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi yang dihimpun Metro Aceh di lokasi tadi pagi, beca mesin yang sedang melintas di jalan raya dan mengangkut sepeda motor, dengan empat orang pengendara, hancur akibat diseruduk bus Sanura. Sehingga tiga penumpang meninggal dunia, dan satu lainnya luka parah.
Kedua kasus lakalantas itu, kini sudah ditangani oleh aparat kepolisian Polres Bireuen, serta seluruh kendaraan yang terlibat kecelakaan telah diamankan petugas, guna kepentingan penyidikan. Sementara jenazah korban, telah dibawa pulang pihak keluarga mereka untuk dikebumikan.
Kapolres Bireuen AKBP Gugun Hardi Gunawan, SIK.,MSi melalui Kasatlantas AKP Teuku Heri Hermawan SH.,SIk melalui Kanit Laka Aiptu Zulkarnen saat ditemui awak media ini di lokasi tadi pagi menjelaskan, kejadian naas antara Bus Sanura BL 7368 AA, dikemudikan Ramadhan (53) warga Desa Garot, Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie (tidak luka), dengan becak motor Sumo tanpa plat polisi dikendarai Atbahri (17) eks pelajar, Desa Matang Nibong Jeunieb yang meninggal dunia.
Ketika itu, beca barang membawa tiga orang penumpang masing-masing bernama Khairul Azmi (17) pelajar Desa Keude Jeunieb dan Syahril Fuad (15) pelajar Desa Tufah keduanya meninggal dan seorang lagi luka yakni Hidayatullah (15) pelajar, Desa Meunasah Keutapang, Kecamatan Jeunieb.
Kronologis kejadian, berawal saat beca motor Sumo melaju dari arah Banda Aceh (barat) menuju arah timur (Medan), sesampainya di TKP kondisi jalan yang menikung. Karena melaju dengan kecepatan tinggi, sehingga tak dapat menghindari tabrakan.
Sehingga Bus Sanura yang melaju dari arah berlawanan, tak bisa mengelak dari tabrakan, yang mengakibatkan becak motor terpental bersama penumpang. Akibatnya, seluruh pengendara betor terpental.
“Pengemudi beca dan penumpang lalu dievakuasi ke puskesmas, namun takdir berkata lain. Tiga diantaranya meninggal dunia, serta satu terluka akibat benturan keras itu,” ungkap Aiptu Zulkarnaen.
Kemudian, kejadian lakalantas kedua di Peudada, menyebabkan pengendara Vario tewas, setelah ditubruk Toyota Avanza. Korban meninggal dunia yaitu M Yusuf (60) warga Seuneubok Paya, Kecamatan Peudada.
Korban diketahui mengendarai Honda Vario BL 4057 ZQ bersama istrinya, tiba-tiba ditabrak oleh Avanza BK 1880 AD yang dikemudikan oleh Zikri (58) warga Desa Alue Igeuh, Kecamatan Pandrah.
“Honda vario melaju dari arah barat menuju ke timur di ruas jalan negara. Saat berbelok ke kiri, tiba-tiba dari arah belakangnya muncul Avanza, sehingga tabrakan itu tak terhindarkan. Korban terpental ke badan jalan,” jelas Aiptu Zulkarnaen.
Akibat kecelakaan itu, supir Avanza hilang kendali lalu menubruk gapura di desa itu. Korban dikabarkan langsung meninggal dunia di TKP. Kedua perkara lakalantas tersebut, kini diproses oleh penyidik Unit Lakalantas Polres Bireuen.(Rahmat Hidayat)