Fauzan/BIREUN
METRO ACEH|-Setiap doa dan usaha tentu akan memberikan hasil terbaik, serta menjadi pengalaman menarik tuk dilirik. Seperti kisah seorang buruh tani di kawasan pedalaman Bireuen, yang sukses mengembangkan bisnis pembibitan tanaman Pala.
Budidaya tanaman perkebunan yang kini berhasil ditekuni Irfan Basri (52), warga Desa Lueng Daneun, Kecamatan Peusangan Siblah Krueng, diraih melalui usaha keras disertai doa, sehingga dapat membuahkan hasil manis.
Saat dijambangi Metro Aceh kemarin, pria itu terlihat cukup ramah dan tampak mendekati awak media ini. Usai berbincang sejenak, Irfan Basri langsung bersedia diwawancarai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mengisahkan, sebelum merintis usahanya itu beberapa tahun lalu, lelaki berusia setengah abad ini, hanya seorang buruh tani yang kerja dan diupah Rp 250 ribu per bulan. Tetapi, berkat ilmu dan pengalamannya tersebut. Dia berhasil mendirikan usaha budidaya bibit perkebunan, yang kini terus berkembang pesat dan diminati masyarakat.
Bahkan, setelah mendirikan UD Karya Mandiri, bisnis pembibitan aneka jenis tanaman perkebunan, semakin maju dan sukses,”Alhamdulillah, dengan kerja keras disertai doa. Saya bisa merintis bisnis budidaya tanaman Pala, Cengkeh, Pinang, Pinang Betara, Pala Sambung, Kelapa Genjah dan beberapa jenis bibit lainnya,” ungkap Irfan Basri.
Menurutnya, usaha sendiri sudah dimulai sejak 18 tahun lalu. Selama kurun waktu itu, bisnis tersebut terus berkembang dan berhasil membuka cabang, di Desa Ie Masen Kayee Adang, Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh.
“Saat ini saya memiliki 15 orang pekerja yang mengrmbangkan pembibitan, pada areal seluas 1 Ha,” ujarnya.
Disebutkannya, berkat ketekunan para pekerja tersebut, usaha pembibitan itu semakin diminati konsumen. Bahkan, dalam tahun ini mereka berhasil menjual 350 ribu bibit Pala yang disemai, serta ribuan tanaman lainnya.
Selain harganya relatif terjangkau, bibit-bibit tanaman juga diperlakukan dengan baik. Sehingga, tidak mengecewakan konsumen.
“Rata-rata pemesanan dari masyarakat yang berkebun, serta instansi pemerintah di luar Kabupaten Bireuen. Berkat kemampuan pekerja yang sudah berpengalaman, bibit tanaman selalu terjaga dengan baik,” jelasnya.
Irfan Basri yang kini dipercayai menjadi Ketua Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBTPI) Provinsi Aceh menuturkan, bibit pohon Pala yang dijual, umumnya langsung berbuah saat usia tiga tahun.
Dia mengaku cukup puas, ketika pembeli kerap kembali menyampaikan, bibit Pala yang mereka beli semuanya berbuah. Ini semakin memberi motivasi bagi dirinya, untuk terus berusaha dan berdoa supaya sukses. Termasuk, keberhasilan yang diraih pekebun dengan budidaya komoditi Pala, yang kini mulai bergairah di Aceh. (fau)