BIREUEN|METRO ACEH-Untuk mengenang perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang diproklamirkan Dr Hasan T Di Tiro pada 4 Desember 1976, serta para syuhada yang gugur selama berlangsungnya gemuruh konflik Aceh. Ratusan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah II Batee Iliek, bersama masyarakat Kabupaten Bireuen menggelar doa bersama di Kantor DPW Partai Aceh (PA), kawasan Desa Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang, Rabu (4)12).
Panglima Muda Daerah III Batee Iliek, Tgk Mulyadi atau lebih dikenal Cut Abang menuturkan, peringatan milad GAM merupakan bentuk renungan, atas kisah sejarah panjang perjuangan dalam menuntut keadilan bagi rakyat Aceh, serta untuk mengenang kembali para kombatan GAM, yang gugur saat berjuang di medan perang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, kegiatan tersebut ikut melibatkan seribuan lebih mantan combatan GAM Wilayah II Batee Iliek, dan masyarakat dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bireuen, untuk berpartisipasi menyukseskan peringatan Milad GAM tahun ini.
Pada kesempatan itu, Cut Abang turut menyampaikan apresiasi atas dukungan semua kalangan, baik internal maupun eksternal KPA yang telah menyukseskan kegiatan tersebut. Dia mengaku, semua yang telah dirintis dan diperjuangkan oleh para pendahulu, demi kesejahteraan rakyat Aceh, sudah sepatutnya dilanjutkan.
“Kita harus melanjutkan perjuangan ini, namun dalam arti memperjuangkan secara bersama kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Aceh, dalam bingkai NKRI,” sebutnya.
Ketua Panitia Milad GAM ke 43, Yufaidir SE kepada awak media ini menyampaikan penghargaan, kepada semua pihak yang telah mendukung dan menyukseskan kegiatan itu. Dia berharap, masyarakat Aceh tidak harus terus bersatu serta tidak terpecah belah. Terutama, untuk bersama-sama mendesak pemerintah pusat, agar dapat segera merealisasikan butir-butir MoU Helsinki, yang telah disepakati antara RI dan GAM sejak 14 tahun silam.
“Kami telah mengakui bahwa Indonesia adalah negara kita, karena semua elemen GAM sudah bereintegrasi ke pangkuan ibu pertiwi. Tetapi, pemerintah pusat mohon tidak mengabaikan kewajiban, untuk merealisasi kesepakatan damai yang tertuang dalam MoU Helsinki. Supaya kepercayaan rakyat kepada pemerintah tidak memudar,” tandas Yufaidir.
Dia turut mengajak seluruh elemen masyarakat, untuk terus merawat perdamaian ini, serta bertanggungjawab menjaga persatuan di bumi Aceh. Konon lagi, ada beberapa pihak yang hendak merusak rasa persaudaraan rakyat dan ingin memecahbelahkan persatuan.
“Kita harus menghindari perpecahan dan perselisihan di masyarakat, jika kita terus mampu bersatu, insya Allah Aceh akan kuat dan tangguh menatap masa depan yang gemilang,” jelasnya.(Jems)