BIREUEN|METRO ACEH-Seorang gadis dibawah umur putri kandung dari timses paslon 03 di Gampong Bireuen Meunasah Dayah, Kecamatan Kota Juang mendapat intimidasi dan teror bertubi-tubi dari orang tak dikenal (OTK). Tindakan itu, dilakukan sejak Minggu 24 November hingga Selasa (26/11) sore.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, gadis remaja berinisial CSA (15) siswi kelas III SMP itu, diintimidasi oleh empat pria mengendarai Honda Beat dan Yamaha N Max. Pelaku mengirimkan pesan ancaman, melalui lembaran kertas buku tulis dengan bermacam narasi intimidasi.
Kuasa Hukum Paslon 03, Guruh Lazuardi SH dari Kantor Hukum Adi Mansar Law Office, saat ditemui awak media mengaku kasus itu segera dilapor ke polisi dan Panwaslih, guna diproses sesuai hukum. Pasalnya, peristiwa tersebut terdapat dua delik, yakni pidana pemilu dan pidana umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Guruh menjelaskan, kronologi kejadian teror ini bermula pada Minggu malam, empat pria menyantroni rumah Riniati yang merupakan timses paslon 03 Bireuen Meunasah Dayah. Ketika itu, hanya CSA yang ada di rumah karena ibunya sedang menghadiri dakwah maulid di mesjid.
Keempat pelaku yang mengenakan helm dan memakai masker, menanyakan dimana Riniati dan CSA menjawab sedang di mesjid. Lalu para pria itu mulai mengintimidasi gadis remaja ini, dengan menuduh ibunya telah mengumpulkan KTP warga. Namun, tuduhan tersebut langsung dibantah, CSA mengaku sudah seminggu ibunya sakit dan baru sehat maka bisa ke mesjid.
Tak puas mendengar argumen si gadis kecil itu, salah seorang pelaku yang menenteng sebilah kayu, memaksa masuk menggeledah rumah untuk mencari KTP warga, seraya ikut mengancam jika ditemukan maka rumah itu akan diobrak-abrik.
Bukannya ciut, malah CSA yang seorang diri di rumah sontak mengambil kayu, kemudian balik mengancam jika mereka berani masuk ke rumah maka akan dipentungin, lalu terjadi adu mulut antara pelaku dan korban ini sampai beberapa saat, empat pria misterius tersebut beranjak pergi.
Saat ibunya pulang, puteri remaja ini sontak melapor ke ibunya tentang peristiwa itu, lalu disampaikan ke tim pemenangan Kabupaten Bireuen. Sejumlah Satgas 03 turun ke lokasi, lalu mencari tahu fakta kejadian ini, sehingga suasana di sekitar TKP menjadi ramai dan isu itu heboh.
Namun, sekitar pukul 23:00 wib para pelaku kembali secara senyap, lalu memasukkan kertas dari bawah pintu rumah, aksi teror itu terlihat oleh CSA dan menarik kertas lembar buku ini, hingga membuat pelaku kaget lalu kabur dan sempat terdengar suara orang yang terjatuh.
Beberapa tulisan yang disampaikan berbunyi “Ka Preh Ka Mulai” (Kau Tunggu Sudah Mulai). Kemudian, esok harinya pada Senin (25/11) sekira pukul 15.00 wib, pelaku kembali mengirim pesan berbunyi”Ken kah tapi Aneuk kah” (bukan kau tapi anak kau). Lalu ba’da magrib sekira pukul 19.00 wib, rumah korban dilempari gelas dan kertas bertuliskan,”Ka kurong beseb, abeih kali nyoe” (Kau kurung yang cukup, abis kali ini).
“Tulisan-tulisan pesan ancaman ini, ditujukan untuk meneror ibu Riniati yang menyasar puterinya itu. Kami menduga, itu karena CSA mengadu ke ibunya yang membuat pelaku marah,” jelas Guruh.
Dijelaskannya, intimidasi ini terus berlanjut hari ini, pelaku mengirim pesan serupa pada pukul 13.30 WIB. Diantaranya,”Ka preh malam nyo” (Kau tunggu malam ini),”Malam nyoe neuk kah jeut ka peu musom (malam ini anak mu sudah bisa kau sembunyikan).
Menanggapi intimidasi ini, Guruh mengaku telah berkoordinasi dengan tim pemenangan untuk melapor peristiwa itu ke Panwaslih dan Polres Bireuen,”Kami juga mengantongi beberapa nama yang diduga berkaitan erat dan terlibat dengan aksi teror ini,” ungkapnya. (Bahrul)