BIREUEN|METRO ACEH-Keberadaan para pengungsi Rohingya di lokasi SKB Bireuen, dikabarkan mulai menimbulkan dampak buruk dan menganggu aktifitas dunia pendidikan di wilayah ini. Kamp imigran gelap itu, didesak supaya segera dipindahkan, karena akan dipergunakan sebagai pusat pelatihan O2SN tingkat SD/SMP, serta ribuan guru dari berbagai sekolah di Kabupaten Bireuen.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Drs M Nasir M.Pd kepada Metro Aceh, Kamis (31/1) menjelaskan, lokasi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) yang ditempati sebagai barak sementara bagi pengungsi Rohingya, seharusnya dipindahkan karena akan segera dipakai untuk kegiatan pendidikan.
Dia meminta pemerintah maupun pihak berwenang, yang menangani pengungsi asal Myanmar ini, segera memindahkan mereka dari lokasi itu. Pasalnya, sejak awal Februari komplek SKB digunakan, untuk pelatihan atlit O2SN dan melatih tenaga pendidik, selain itu juga rencana direvitalisasi gedung baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, pelatihan atlit tersebut guna mempersiapkan siswa, untuk mengikuti even tingkat propinsi. Namun, dengan adanya pengungsi ini, yang tidur di ayla terbuka, akan sangat menganggu proses pembinaan para atlit.
“Kami minta kalau bisa para pengungsi Rohingya ini dipindahkan saja, jangan lagi janji kosong mau direlokasi ke Kota Langsa. Tapi sudah 10 bulan masih terus berada di sini. Maret nanti, kami hendak melaksanakan pelatihan guru di SKB ini, tapi jika dengan kondisi seperti itu tidak mungkin bisa terlaksana,” tandas M Nasir dengan nada kesal.
Ditambahkannya, belum lagi berbagai fasilitas yang dibutuhkan, untuk tahapan pembinaan atlit O2SN cabang tenis meja, pencak silat yang menggunakan lokasi terbuka, serta bulu tangkis pada ruang tertutup, namun kini masih dipakai sebagai dapur umum. Termasuk, barak wanita pengungsi Rohingya yang hendak dipergunakan untuk berbagai kegiatan.
“Kami juga hendak membuat DID revitalisasi SKB, dan pembangunan gedung pusat sumber belajar di komplek SKB ini,” ujarnya.
Ditandaskannya,termasuk bengkel yang tidak berfungsi akan diaktifkan lagi dan dilengkapi berbagai peralatan, supaya bisa dimanfaatkan untuk membina, serta melatih anak-anak putus sekolah di Bireuen, agar memiliki skill dan terampil untuk berwirausaha.
Konon lagi, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kini sudah dipusatkan di komplek SKB Bireuen. Sehingga, lahan di lokasi ini akan dikembangkan menjadi pusat pendidikan. Diantaranya, dibangu PAUD agar warga sekitar dapat menyekolahkan anak mereka di situ, maupun pegawai dinas berkesempatan mengasuh dan menyusui anak mereka, sambil bekerja secara optimal tanpa harus pulang ke rumah.
M Nasir mengaku, rencana ini sebenarnya sudah disosialisasikan di lingkungan SKB, yang direncanakan segera dilengkapi sarana belajar yang memadai, menyediakan ruang guru serta laboratorium.
Koordinator keamanan kamp pengungsi Ruslan Abdul Gani,SE, ditanyai Metro Aceh bersama dilokasi, menyampaikan harapan yang sama. Pasalnya, sudah 10 bulan Rohingya ditampung di SKB Cot Gapu, paska terdampar di Kuala Raja, 20 April 2018 lalu, jumlah mereka terus berkurang karena melarikan diri.
(Rahmat Hidayat)