BANDA ACEH|METRO ACEH-Untuk mencegah penyebaran virus corona yang berpotensi mengancam pelajar, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh, menggelar diskusi dan sosialisasi pencegahan Covid-19 bagi seratusan guru serta kepala sekolah dari wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh, Senin-Kamis (27-30/9) di Hotel Grand Aceh.
Informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menangkal ragam isu hoax seputar vaksinasi yang gencar beredar di masyarakat. Sehingga, berdampak buruk terhadap upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di tanah air.
Ketua AJI Kota Banda Aceh, Juli Amin saat ditemui media ini disela kegiatan itu menuturkan, AJI sebagai salah satu organisasi pers, berperan dalam setiap upaya memutus mata rantai Covid-19. Khususnya, melalui edukasi-edukasi dan penguatan kapasitas (capacity building). Baik kepada jurnalis maupun masyarakat umum, termasuk kalangan pendidik dari berbagai sekolah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Disebutkannya, sesuai visi misi AJI yang salah satunya meningkatkan profesionalisme. Sehingga, melalui edukasi ini diharapkan mampu memberi pemahaman secara profesional, bagi semua kalangan tentang situasi yang terjadi di sekitarnya. Menurut Juli Amin, AJI Kota Banda Aceh memilih para guru pada kegiatan itu, karena pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang menempatkan posisi tenaga pendidik ini, banyak berinteraksi dengan komunitas pelajar.
“Kami berharap, melalui diskusi dan sosialisasi ini, peserta dapat memahami cara memverifikasi berita yang benar dan berita hoax. Guru sangat berperan penting, dalam mensosialisasikan vaksinasi ini kepada pelajar maupun orang tua siswa, agar upaya pencegahan Covid-19 dapat terlaksana secara maksimal,” ungkap Juli Amin.
Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Dinas Pendidikan Aceh, Drs Hamdani S Pd M.Pd menjelaskan, untuk saat ini sendiri, pihaknya telah menargetkan vaksinasi terhadap guru dan siswa di Aceh sekitar 90 persen.
“Jika ini tercapai, sekolah tatap muka dapat dilakukan kembali secara normal. Meskipun saat ini PTM sudah dilakukan dengan sistem shift,” jelas Hamdani.
Dia mengaku, vaksinasi ini bertujuan agar dapat membentuk kekebalan tubuh kelompok. Terutama, bagi para siswa saat pemberlakuan PTM, sehingga bisa terlindungi dari potensi ancaman penyebaran Covid-19 dalam komunitas di sekolah-sekolah.
“Kita juga harus memastikan keaadaan lingkungan sekolah bebas dari paparan Covid-19. Pihak sekolah juga harus bisa menghidupkan perilaku bersih di lingkungannya,” sebut Hamdani.
Hal senada juga diutarakan Kabid P2P Dinas Kesehatan Aceh, Iman Murrahman yang berharap, beberapa pemahaman yang mestinya disosialisasikan kepada masyaraka, khususnya peta zonasi penyebaran Covid-19 yang perlu untuk diwaspadai.
“Alhamdulillah Aceh memang tidak ada zona merah, tetapi kita ada PPKM level 4 di Pidie dan Aceh Tamiang,” jelasnya.
Meski begitu, hal paling utama yang perlu dilakukan dan harus terus digalakkan yakni vaksinasi covid-19, dengan persentase di atas 50 persen. Mengingat, saat ini tidak semua masyarakat tahan dan nyaman memakai masker selama berjam-jam.
“Alhamdulillah, seminggu ini SMP dan SMA di Aceh yang sudah divaksinasi terus meningkat. Namun, Aceh untuk cakupan vaksinasi terhadap guru masih berada di level terendah tingkat Sumatera. Karena itu, penting adanya partisipasi dari Tendik,” pungkasnya.
Ketua Ikatan DOkter Anak Indonesia (IDAI) Aceh, Herlina Dimiati menyebutkan, anak-anak di Aceh saat ini sangat rentan terpapar Covid-19. Bahkan minggu lalu, terjadi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 usia anak sebanyak 42 kasus. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian serius semua pihak.
“Meskipun begitu, tingkat kesembuhan juga tinggi. Tetapi, ketika terkonfirmasi mereka harus menjalani isolasi mandiri. Bayangkan, bagiamana perasaan kita melihat putera-puteri kita yang masih berusia 5 tahun harus isoman,” ujarnya lirih.
Kegiatan bertajuk “Sosialisasi Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Sekolah” dibuka oleh Kepala Unicef Aceh, Andi Yogatama. Menghadirkan para pemateri, diantaranya Risang Rimbatmaja dari Unicef, Dinkes Aceh, Dinkes Kota Banda Aceh, Disdik Aceh dan Kota Banda Aceh, serta perwakilan AJI Kota Banda Aceh.(Bahrul)