SIGLI METROACEH.COM-Produktifitas ragam bahan makanan olahan melinjo yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Pidie, dilaporkan merosot drastis dan berdampak besar terhadap perekonomian rakyat di wilayah itu. Sehingga butuh penanganan serius pemkab setempat, untuk memberdayakan kembali potensi sektor ini.
Akibat kondisi buruk tersebut, muncul inisiasi Dr Ir Fauzi Harun M.Si membentuk Tim Inisiator Pengembangan Melinjo (TIPM). Supaya dapat terus mempertahankan bisnis ekonomi rakyat ini, serta meningkatkan potensinya sebagai produksi unggulan yang dipasarkan ke seluruh Indonesia, hingga mancanegara dan menjadi komoditas ekspor.
“Potensi Melinjo dan produksinya benar-benar menurun drastis, padahal usaha kecil masyarakat ini merupakan penyangga ekonomi rakyat di Pidie. Home idustri dan penyebaran pemasaran, sampai kini belum terdata dengan valid,” sebut Fauzi kepada Metro Aceh, Senin (5/11) saat ditemui di kantor bupati setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mengaku, untuk membangkitkan kembali gairah ekonomi sektor ptoduksi Melinjo, dia bersama beberapa perwakilan Duek Pakat Pengembangan Melinjo Pidie. Ingin menyampaikan gagasan tersebut kepada bupati, guna disikapi oleh pemerintah daerah.
Pada kesempatan itu, selain dari beberapa orang TIPM. Kedatangan Fauzi dkk juga didampingi perwakilan duek pakat pengembangan melinjo. Serta beraudiensi dengan Bupati Pidie, Roni Ahmad alias Abusyik.
TIPM Pidie yang hadir yakni Rauna Mahfud S.Sos, Bahagia Bakhri, Nadri Hamzah S.Sos, Muhammad S.Hut, dan Tgk Adnan Ubat. Lebih lanjut, Dr. Ir Fauzi Harun menjelaskan bahwa tanaman Melinjo, itu salah satu tanaman endemik yang tumbuh di Pidie, dan telah dimanfaatkan secara turun temurun di kalangan masyarakat. Artinya, tanaman Melinjo itu tumbuh dengan sendirinya di Pidie, bukan ditanam secara khusus.
Namun sejalan dengan waktu, potensi dan produksi Melinjo terus terjadi penurunan. Setiap Minggu kata dia, sebanyak Delapan Ton, biji Melinjo masuk ke Kota Beureunuen, Kabupaten Pidie dipasok dari daerah lain.
“Ini salah satu indikasi stok biji Melinjo asal Pidie sudah menurun. Sehingga, sedikitnya delapan ton melinjo masuk ke Beureunun dari daerah lain. Ini data keterangan pedagang, bukan hasil riset kami,” sebutnya.
Abusyik dengan tegas menyatakan siap mendukung upaya penyelamatan bisnis melinjo. Terutama produk emping melinjo yang sudah menjadi konsumsi publik di seluruh penjuru dunia. Dia mengaku, pemerintah daerah sepenuhnya menerima rekomendasi TIPM. Malahan, Abusyik meminta segera dilaksanakan namun harus sesuai dengan aturan, serta ketentuan yang berlaku.
Selaku orang nomor satu di wilayah itu, Abusyik langsung mengarahkqn TIPM, menindaklanjuti rencana ini dengan Asisten II H Mahdan, SE MSi. Mengingat, program tersebut penting untuk terlaksana secepatnya sehingga memberikan solusi terbaik. Terutama, menyusun langkah strategis supaya tujuan benar-benar tercapai seperti perencanaan.
“Kami meminta supaya pengembangan produktifitas Melinjo ini, harus sesuai dengan aspek sosial, hukum dan perundang-undangan. Sehingga, semua problematika yang ada dapat terselesaikan,” ujarnya. (MA 13)