BIREUEN|METRO ACEH.COM-Insiden terbunuhnya Brigadir Faisal di Pantai Bantayan, Aceh Utara tiba-tiba menjadi atensi publik di Propinsi Aceh. Kematian anggota Polri ini, menjadi perbincangan masyarakat Bireuen sejak Minggu (26/8) pagi. Peristiwa tersebut, ditengarai masih menyisakan misteri jaringan sindikat pengedar narkoba Internasional, yang eksis di bumi serambi Mekkah.
Warga Bireuen dihebohkan dengan aksi pembunuhan sadis, anggota Satreskrim Polres Aceh Utara itu, yang diduga ulah oknum mafia narkoba. Pasca beredarnya laporan informasi kepolisian, yang tersebar melalui grup WhatsApp, terkait insiden tersebut.
Iskandar (31) warga Bireuen kepada Metro Aceh menuturkan, peristiwa naas yang dialami Brigadir Faisal, menyisakan misteri besar. Terutama, hubungan serta kaitan antara korban dengan jaringan narkoba itu. Sehingga, meski memiliki senjata api, tapi anggota Polri ini tidak mampu melindungi diri.
Selain itu sebut Iskandar, anggota Resmob Polres Aceh Utara ini, mengapa tidak mendapat back up saat menelusuri aktifitas peredaran narkoba, sehingga jadi korban tindak kekerasan gembong pemasok barang haram itu. Konon lagi, diketahui ada informasi sindikat mafia ini menggunakan senjata api.
“Ada yang aneh dalam peristiwa ini, kita berharap Polri segera mengungkap kasus itu, agar misteri peredaran narkoba yang kian marak di Aceh, dapat dibongkar habis-habisan,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Metro Aceh menyebutkan, Brigadir Faisal tewas mengenaskan, akibat ditusuk dan dianiaya oleh pelaku, saat memastikan adanya kelompok bersenjata, membawa narkoba dengan menggunakan kapal nelayan di kawasan Pantai Bantayan, Minggu (26/8) sekitar pukul 01.00 wib.
Saat kejadian, korban berpapasan dengan pelaku yang menusuk bagian mata, perut dan bahu personil Polri ini. Meskipun Faisal turun ke TKP bersama Bripka Irwansyah, tetapi para mafia itu berhasil membawa kabur senjata api inventaris Polres Aceh Utara. Hingga kini, petugas terus memburu jaringan sindikat narkoba itu.
Petugas dikabarkan berhasil menyita satu pucuk AK 56, beserta 19 butir amunisi. Namun, satu pucuk revolver dan AK 56 inventaris Reskrim, hilang dan diduga dibawa kabur oleh pelaku.(MA 01)