BIREUEN|METRO ACEH – Sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan pengabdian mencerdaskan generasi anak bangsa, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen memberikan piagam penghargaan Satya Lencana Karya Satya, bingkisan bagi purna bakti juga guru berprestasi.
Penghargaan tersebut diserahkan Wakil Bupati Dr H Muzakkar A Gani, SH.,MSi dalam upacara peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke 73 Kementerian Agama, dihadiri seribuan pegawai dan siswa-siswi madrasah jajaran Kemenag Bireuen, Kamis (3/1) pagi dihalaman Pendopo Bupati.
Secara berurutan penerima Satya Lencana Karya Satya untuk masa bakti 10 sampai 20 tahun, penyerahan bingkisan kepada purnabakti sekaligus guru berprestasi, yaitu. Nurhayati, SAg kepala MIN 47 Bireuen, Drs Fauzi Ibrahim Kepala MIN 4 Bireuen dan Nafsiah, SPd guru MIN 7 Bireuen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bingkisan diberikan kepada purna bakti Zubaidah dari KUA Peusangan Siblah Krueng. Badiah A Wahab pengawas madrasah, Ramlah Kaur tata usaha MTsN 11 Bireuen. Sedangkan guru berprestasi antara lain Abdullah Ali, S.Ag, M.Pd Kepala MAN 5 Bireuen, Anwar, S.Si, M.Pd Kepala MAN 2 Bireuen.
Selanjutnya DR Zubaili Kepala MTsS Baitul A’idah, M Daud, M.Pd pengawas madrasah, Nur Antiah Kepala RA Ar Rayyan Juli, dan terakhir Raudhah, S.Pd Guru MIN 40 Bireuen. Acara dirangkai pelepasan balon dan donor darah membantu ketersediaan darah di UTD RSUD dr Fauziah.
Wakil Bupati Bireuen Muzakkar A Gani sebagian besar membaca amanat Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin yang diantaranya mengatakan. Pemerintah melalui peran dan fungsi Kementerian Agama hadir memberikan pelayanan keagamaan bagi semua umat beragama dengan fasilitasi.
Memasuki tahun 2019, enam sasaran strategis yakni, meningkatnya kualitas kehidupan umat beragama, harmoni sosial dan kerukunan umat beragama, kualitas pelayanan keagamaan, akses layanan pendidikan, mutu pendidikan agama dan keagamaan, dan peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama.
“Saya berpesan, enam sasaran tersebut harus tercermin dalam program kerja pusat dan daerah. Di samping itu, pembinaan toleransi dan kerukunan
antar-umat beragama, pengembangan moderasi beragama dan pembangunan akhlak bangsa perlu disuarakan lebih nyaring di ruang-ruang publik,” imbuhnya.
Menteri agama diantaranya memohon perhatian semua elemen umat beragama, para ulama dan tokoh agama, serta jajaran Kementerian Agama terhadap urgensi ketahanan keluarga sebagai basis ketahanan bangsa. Pembinaan ketahanan keluarga haruslah dilakukan terus menerus tiada henti.
Dikatakannya bahwa ketahanan keluarga belakangan ini menghadapi ancaman guncangan dan kerapuhan, seperti terlihat dari tingginya angka perceraian, perkawinan usia dini, kekerasan dalam rumah tangga.
“Saya minta agar program bimbingan perkawinan dan konseling keluarga dijalankan secara lebih masif bekerjasama dengan organisasi mitra Kementerian Agama dan ormas keagamaan lainnya,” kata Menteri dibaca Wabup. (Rahmat Hidayat)